Mohon tunggu...
Fadli Hermawan
Fadli Hermawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka minum coklat hangat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bahana Angklung di Konser Orkestrasi Tabula Rasa

31 Maret 2015   14:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:44 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Booklet dan Tiket Konser" (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Konser yang berlangsung selama dua jam ini terdiri dari dua sesi. Pada sesi pertama, KPA3 memainkan musik klasik instrumental yang dipandu oleh Miryam Wedyaswari. Ia memulai karirnya sebagai konduktor saat konser Angklung Evening Concert: A Tribute to Daeng Soetigna pada tahun 2006. Selain itu, ia juga berhasil membawa KPA3 sebagai juara pertama dalam Festival Paduan Angklung ITB 2009. Saat ini, Miryam sedang meneruskan kuliah S2 bidang psikologi di UNPAD. Sedangkan pada sesi kedua, KPA3 memainkan musik opera aria dengan Mirina Nurfitriani sebagai konduktornya. Ia merupakan salah satu konduktor termuda dalam KPA3. Debutnya dimulai saat membawakan KOA X: Exchange yang diselenggarakan di Gedung Teater Jakarta pada tahun 2010. Sekarang ini, Mirina berstatus sebagai mahasiswi jurusan Farmasi di ITB.

"Concert Hall Aula Simfonia Jakarta" (Foto: Situs Resmi ASJ)

Suasana konser berlangsung dengan tertib. Sebagaimana menonton konser musik klasik pada umumnya, para penonton diminta untuk hadir tepat waktu, tetap tenang dan dilarang untuk mengambil foto maupun video selama konser berlangsung, kecuali bila ada izin dari panitia. Bagi yang terlambat tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan konser sampai satu repertoire selesai dimainkan.

14277876931271817963
14277876931271817963

"Anggota KPA Bersama Bintang Tamu" (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Dengan dukungan akustik ruang yang bagus, suara angklung yang dihasilkan terasa lebih indah membahana. Rama Widi dengan kelihaiannya dalam memainkan harpa turut menambah indahnya alunan musik yang dipadu bersama angklung, seperti pada saat ia memainkan Clair de Lune. Ia juga turut menyumbang dua permainan harpa secara solo, yaitu Etude de Concert "Au Matin" karya Tournier yang bernada elegan dan romantis serta Red Hot karya Vannesa Mae yang bernada cepat dan bergairah. Christopher Abimanyu dan Regina Handoko dan juga tampil memukau lewat performa mereka dalam menyanyikan opera aria, contohnya pada Liamo ne' lieti calici from La traviata karya Verdi. Performa PSM UNPAD juga tidak kalah bagusnya dalam menyanyikan choir yang mereka bawakan.

14277878981439694417
14277878981439694417
"Christopher Abimanyu, Regina Handoko dan Rama Widi" (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Sebagai penonton yang baru pertama kali menghadiri konser semacam ini, saya turut merasa kagum. Bagaimana tidak, angklung yang semula hanya dianggap sebagai alat musik tradisional yang "kampungan", ternyata dapat menghasilkan lantunan nada dengan indahnya pada karya musik klasik yang dimainkan. Sepintas terlihat mudah, namun dibutuhkan kerjasama tim yang baik dan kompak dalam menampilkan performa yang maksimal. Lihat, dengar, rasakan dan nikmati. Inilah "tabula rasa" yang mereka ingin sampaikan.

* Tabula rasa berasal dari bahasa Latin yang berarti kertas kosong. Secara istilah, tabula rasa dapat merujuk pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar dirinya (dilansir dari situs Wikipedia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun