Hacker, satu kata yang terlihat membawa perubahan di dunia digital dan paling berpengaruh terutama bagi perusahaan maupun lembaga pemerintahan tidak lain tidak bukan karena kemampuannya bisa melakukan segala hal apa yang ia punya. Definisi hacker sebenarnya mengacu kepada keahlian yang dipergunakan dengan bijak dan pada jalurnya, artinya tidak disalahgunakan untuk melakukan kejahatan siber. Pekerjaan dari sebuah hacker jika dijabarkan sangat luas, akan tetapi yang pasti dirinya mampu melakukan sesuatu untuk melakukan eksploitasi ke sebuah jaringan internal maupun eksternal dalam artian ingin membantu mencari sebuah celah keamanan lalu diperbaiki oleh tim pengembang masing-masing.
Sejak awal masa pandemi COVID-19, setidaknya sudah ada beberapa peretas jahat yang mengeksploitasi sebuah website dengan cara ilegal dengan tujuan meraup keuntungan pribadi. Seperti yang baru saja heboh yaitu peretasan perusahaan perangkat lunak SolarWinds Orion. Peretas jahat ini berhasil masuk ke jaringan internal milik mereka setelah itu ia menyisipkan sebuah malware berbahaya yang disebut sebagai SUPERNOVA. Kemungkinan besar peretas ini telah berhasil menginfeksi para pelanggan dari SolarWinds dan apa yang ia dapat biasanya akan dijual di forum darkweb.
Ada dua definisi berbeda mengenai soal hacker, yang pertama adalah hacker blackhat, sesuatu yang menggambarkan aktivitas mengeksploitasi dengan cara yang tidak sah dan tidak etis, peretas ini paling sering dijumpai ialah seringkali menyebarkan malware, trojan dan ransomware kepada korban dengan tujuan memeras uang dari mereka. Sedangkan yang kedua hacker whitehat, penggambaran yang satu ini lebih condong mengarah perbuatan yang baik dengan segala keahlian yang ia punya. Hacker whitehat biasanya disewa untuk melakukan penetrasi testing ke sebuah website, mobile apps atau layanan serupa, jika menemukan celah keamanan maka ia langsung melaporkan temuan tersebut kepada tim IT yang bekerja sama dengannya.
Tiga hari yang lalu, platform Bug Bounty terbesar di dunia, HackerOne, mengumumkan kepada publik bahwa hacker yang bernama Cosmin atau sering disapa dengan @inhibitor181 telah berhasil mengumpulkan uang dari hasil riset penetrasi testingnya ke beberapa perusahaan raksasa seperti PayPal, Verizon, Grab, Dropbox dan lain-lain. Kurang dari setahun, Cosmin sudah mendapatkan sekitar $1 juta dollar dan pendapatan ini sekaligus menjadikan dirinya sebagai jutawan ke-7 di HackerOne. Penghasilan itu naik kembali selepas ia menemukan sebuah bug di PayPal dan menambahkan pendapatan sekitar $2 juta dollar.
Cosmin diketahui berasal dari Rumania dan tinggal di Jerman sudah bergabung dengan HackerOne sejak 2016, masa mudanya ia habiskan dalam pekerjaan full-stack developer sekaligus menjadi peretas whitehat yang sudah menemukan celah keamanan sebanyak 468 di platform HackerOne. Saking hebatnya dari seorang Cosmin, ia juga pernah dipanggil dengan sebutan The Assasins, aktor peretas yang berbahaya yang menemukan kerentanan dengan cepat.
Tidak hanya Cosmin saja yang menghasilkan uang dari platform HackerOne, ada beberapa hacker lain yang memiliki kemampuan serupa dengan pendapatan tinggi. Berikut hacker dengan berpenghasilan tertinggi periode 2020:
1. Cosmin Lordache (@inhibitor181) dari Rumania, $2M+
2. Nathaniel Wakelam (@nnwakelam) dari Australia, $1,8+
3. Mark Litchfield (@mlitchfield) dari Inggris, $1M+
4. Frans Rosen (@fransrosen) dari Swedia, $1M+
5. Ron Chan (@ngalog) dari Hong Kong, $1M+
Informasi selengkapnya bisa dibaca di LocalHunter, disitu Anda akan mendapatkan berita terkini mengenai malware, trojan, ransomware, bug bounty dan segala macam yang berkaitan dunia cybersecurity maupun kehidupan berteknologi. Dengan penghasilan sebesar itu, apakah Anda ingin mencoba dunia cybersecurity dan belajar mengikuti jejak mereka?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H