Universitas Negeri Malang membantu pengembangan desa dengan merancang desain motif batik 'Semai' khas desa Pagersari. Batik yang dirancang oleh tim UM berupa batik tulis dengan menggunakan media yakni lilin dan canting. Beberapa unsur-unsur motif yang dimasukkan di batik tersebut diambil dari potensi desa Pagersari itu sendiri.Â
MALANG -- Pada (13/4) TimSetelah survei ke lokasi para mahasiswa mengetahui bahwa banyak potensi desa yang dapat diangkat untuk dijadikan unsur motif dalam batik tersebut.Â
Salah satu potensi yang diangkat yakni sapi perah, yang menggambarkan bahwa desa Pagersari penghasil susu. Serta motif seperti padi dan singkong yang menggambarkan hasil bumi yang berlimpah. Jadi maksud dari Motif batik 'Semai' memiliki arti kesuburan flora dan fauna yang ada di desa Pagersari.
Hal yang pertama kali tim UM lakukan ialah mendesain motif tersebut dengan menggunakan aplikasi desain. Setelah itu mereka mulai mengaplikasikannya di atas kain untuk dijadikan batik tulis.Â
Alat dan bahan dalam pembuatan batik tulis yang mereka gunakan beragam, seperti kain mori, canting, lilin, pewarna remasol, kompor, wajan, waterglass, dan lain sebagainya.Â
Proses pembuatan batik tulis diawali dengan membuat sketsa pola atau motif sesuai rancangan, mencanting, pewarnaan, ngelorod hingga pencucian kain.
Tak hanya memberikan desain batik saja, tetapi juga mendokumentasikan ke dalam bentuk video tutorial agar masyarakat di desa dapat mempelajarinya. Pembuatan batik tulis dikerjakan oleh tim UM dari berbagai program studi, seperti Pendidikan Seni Rupa, Desain Komunikasi Visual, dan Pendidikan Tata Busana.Â
Dengan skill masing-masing di setiap prodi yang berbeda, mereka saling membantu dari merancang desain hingga ke dalam bentuk video tutorial. Desain motif batik khas desa Pagersari ini, diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi desa Pagersari lainnya, serta dapat melatih masyarakat untuk membuka peluang bisnis baru seperti bisnis batik.
Pewarta : Nanda Laily Qomariyah-- Tim UM Desa Pagersari
Link video Youtube: