Wabah Virus Corona sangat meresahkan warga sejak ditemukan kasus kematian korban Covid-19 pertama pada awal Maret di Indonesia. Seperti diketahui wabah ini melanda Kota Wuhan, Hubei, Cina tercatat ribuan nyawa meninggal dunia dan lebih dari tiga bulan setelahnya menyebar ke lebih 200 negara di dunia termasuk Indonesia.
Saat ini yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.738 orang per tanggal 7 April 2020 dan persebarannya hampir ke 33 provinsi. Pemerintah menerapkan WFH (Work From Home) bagi pekerja dan begitu pula berlaku di dunia pendidikan.Â
Kegiatan belajar mengajar diliburkan dan peserta didik melakukan kegiatan belajar di rumah baik secara mandiri maupun menggunakan sistem e-learning dengan guru memanfaatkan berbagai platform online.
Hal ini berdampak pada melemahnya segala lini diantaranya dunia usaha dan pendidikan. Di satu sisi tak sedikit pekerja yang dirumahkan karena himbauan WFH salah satunya para pekerja harian lepas yang mayoritas dirasakan oleh masyarakat tingkat menengah ke bawah.Â
Namun di sisi lain para kaum kapitalis memanfaatkan kondisi ini dengan meraup keuntungan pribadi dengan menjual masker dan hand sanitizer dengan harga tak wajar.
Lalu, apa yang bisa dilakukan masyarakat dalam kondisi ini? Tak ada selain upaya mandiri tanpa berharap lebih dari pihak manapun. Seperti salah satu upaya yang dilakukan oleh warga Tambak Wedi Baru XI - Surabaya.Â
Aktivitas senam sekaligus berjemur adalah kegiatan yang bermula dari gagasan Ibu RT - Mardiana untuk melawan pandemi Covid-19. Ide tersebut disambut baik oleh salah satu warganya, Bela - gadis yang tercatat sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri Surabaya menjadi instruktur secara sukarela. Tentu saja physical distancing tetap dilakukan saat warga melakukan kegiatan tersebut.
Apakah aktivitas ini bermanfaat positif dalam kondisi saat ini? Tentu saja ya.
Salah satunya bisa melepas kejenuhan karena aturan "stay at home" tidak hanya membuat galau perihal finansial yang tiba-tiba berantakan, melainkan juga berdampak pada psikis akibat kebiasaan berinteraksi dengan orang dibatasi.Â
Dan meskipun belum ada satupun penelitian yang membuktikan bahwa berjemur di bawah matahari dapat membunuh atau menghilangkan virus, namun aktivitas ini tetap saja berdampak baik karena tubuh akan menerima asupan vitamin D3 untuk tulang yang terdapat pada sinar matahari. Â
Pandemi Covid-19 memaksa manusia melakukan secara bersamaan fitrahnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Diantaranya menyampaikan brainstorming dan melakukan edukasi secara sederhana sampai lapisan bawah untuk membuat tenang masyarakat dalam mengatasi pandemi global ini.
#stayathome #dirumahaja #ningomahwae #ojoklayapan  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H