Bagi penggemar cerita fiksi khususnya novel, menelisik unsur intrinsik merupakan hal yang menyenangkan. Apalagi novel berjudul Pukul Setengah Lima ini merupakan novel yang dikarang oleh penulis muda yang kini menjadi idola gen z, yakni Tsana atau yang akrab dikenal Rintik Sedu sebagai nama penanya (''). Tentunya novel ini sangat digandrungi remaja, mengingat konflik cerita yang dibawakan penulis cukup santai dan tak jarang banyak yang relate dengan isi  ceritanya.Â
Unsur Intrinsik Novel Pukul Setengah Lima Karya Rintik Sedu
1. Tema
Tema merupakan gagasan yang menjiwai keseluruhan cerita. Di dalam novel Pukul Setengah Lima ini, tema yang diusung adalah perjalanan hidup tokoh utama (Alina), persahabatan, dan kisah romansa.Â
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh yang menjadi pemeran di novel Pukul Setengah Lima ini cukup banyak, yaitu Alina sebagai tokoh utama, Danu, Tio, Siti, Farid, Marni (Ibu Alina), Bapak Alina.Â
Masing-masing tokoh tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda agar menghasilkan cerita yang menarik. Berikut ini penokohan di dalam Novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu.Â
- Alina. Alina merupakan tokoh utama di dalam novel ini, ia merupakan pribadi yang keras kepala, pandai menutupi kesedihannya, suka memberikan nasihat, pekerja keras, dan sikapnya yang cuek atau acuh menjadikan hubungan asmaranya kurang romantis.
- Danu. Danu merupakan seorang lelaki yang ditemui Alina di halte bus setiap sore hari saat ia pulang kerja. Danu merupakan tokoh yang menyenangkan, pandai bergaul, romantis, manusia penuh rencana dan kejutan, ia juga pandai memahami keadaan lawan bicaranya.Â
- Â Tio. Tio adalah kekasih yang kini telah menjadi mantan kekasih Alina. Tio memiliki sifat baik, serius terhadap komitmen, selalu mengupayakan yang terbaik untuk pasangannya, romantis, teguh terhadap prinsipnya, tidak mudah menyerah meskipun pada akhirnya ia menyerah dengan hubungannya yang berjalan sepihak itu.Â
- Siti. Siti adalah sahabat Alina, ia juga teman satu kantornya Alina. Siti merupakan sosok teman yang baik bagi Alina, ia yang merekomendasikan Tio untuk menjadi kekasih Alina, dan ia juga yang repot setiap kali Alina dan Tio bertengkar. Alina berperan sebagai selingkuhan atasannya di kantor. Sikap baiknya kadang kala tertutup oleh kelakuan buruknya yang bersedia menjadi kekasih Farid padahal ia tau benar bahwa Farid telah memiliki istri.
- Farid. Pria pengecut dan tidak bertanggung jawab ini bernama Farid. Ia merupakan atasan Siti dan Alina di kantor. Farid memang pandai berkata manis dan mengumbar janji hingga Siti amat mencintainya. Namun, pada akhirnya ia menjadi pria yang tetap memilih istrinya hingga meninggalkan Siti tanpa belas kasihan.
- Marni (Ibu Alina). Ibu Alina yang bernama Marni ini merupakan sosok wanita yang kuat dan sabar menghadapi badai kehidupannya. Ia pandai menutupi kesedihannya hingga sifat tersebut menurun ke anaknya, Alina.
- Bapak Alina. Di dalam novel ini, Bapak Alina merupakan lelaki yang sering menyakiti hati bahkan fisik Ibu Alina. Ia menciptakan trauma terbesar untuk Alina.
3. Â Alur Cerita
Novel Pukul Setengah Lima ini, menggunakan alur campuran atau maju dan mundur. Di awal kisah penulis menuliskan alur cerita mundur, yakni menceritakan kisah lampau Alina. Kemudian beranjak ke kisah para tokoh saat ini atau penggunaan alur maju.
4. Latar
Latar tempat di novel Pukul Setengah Lima ini bertempat di DKI Jakarta, yakni di halte bus, di kantor, di terminal, di rumah Alina, di jalanan, di Blok M, di bus, di coffee shop.
Latar waktu utama yang digunakan dalam cerita di novel ini adalah setengah lima sore. Seperti judul novel ini, Pukul Setengah Lima.Â
Latar suasana yang diusung dalam novel ini yaitu suasana canggung antara Alina dan Tio bertengkar bahkan putus, kehangatan saat Alina berbicara dengan Danu, suasana menegangkan saat Farid ketahuan selingkuh dengan Siti oleh istrinya, suasana mengharukan saat Ibu Alina dan Alina tengah bercakap-cakap sebelum Alina berangkat kerja.Â
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan penulis dalam cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga, karena penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh utama (Alina). Â
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah bahasa Indonesia yang terpengaruh aksen Jaksel atau gen z menyebutnya dengan bahasa Jaksel. Bahasa yang digunakan penulis juga tidak terlalu berat dan istilah-istilah yang digunakan penulis cukup kekinian hingga mudah untuk dipahami pembaca.
7. Amanat
Unsur intrinsik yang merupakan pesan penulis yang ingin disampaikan kepada pembacanya adalah amanat.Â
Amanat dari cerita novel ini adalah akan lebih baik apabila kita menolak sesuatu yang kita tidak inginkan daripada menjalaninya dengan setengah hati atau terpaksa. Kemudian, sebaiknya kita tidak membohongi diri atau orang lain untuk mendapatkan kebahagiaan, karena kebahagiaan dapat kita peroleh apabila kita bersyukur dan menerima keadaan. Selain itu, jangan berharap lebih kepada manusia, karena kemungkinan besar yang kita dapatkan adalah rasa kecewa. Â
Oh, iya, buat Alina, jangan menunggu Danu terus, ya. Dia kan hilang {{{(>_<)}}} Hahaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H