Beberapa tanggapan lain
Namun, disisi lain, bioskop dan Lembaga Sensor Film (LSF) tetap memutar film ini, menandakan bahwa keuntungan finansial lebih diutamakan daripada pertimbangan etis. Tren industri yang menilai kesuksesan film hanya berdasarkan jumlah penonton juga berkontribusi terhadap proliferasi film semacam ini.
Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto, menyatakan bahwa adegan kekerasan dalam "Vina: Sebelum 7 Hari" tidak disensor karena dianggap penting untuk konteks cerita. Ini menimbulkan pertanyaan tentang peran LSF dalam mengatur konten yang dipertontonkan kepada publik.
Pada akhirnya, keputusan untuk menonton film seperti "Vina: Sebelum 7 Hari" ada di tangan penonton. Meskipun produser dan sutradara mungkin memiliki alasan tertentu, memberi panggung pada film yang mengeksploitasi trauma dan tidak berpihak pada korban sama dengan mendukung praktik filmmaking yang tidak etis dan hanya berorientasi pada keuntungan semata.