Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Penggunaan Smartphone Bisa Menyebabkan "Tuli" Sesaat

17 Mei 2016   14:02 Diperbarui: 17 Mei 2016   15:05 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Penggunaan smartphone yang berdampak pada kurangnya konsentrasi, kurang bergaul dengan teman di dunia nyata bukan hal yang mengherankan saat ini. Karena saat orang dalam pengaruh smartphone, mereka seakan sudah fokus sama apa yang ada pada layar smartphone-nya dan kadang mengabaikan apa yang ada di sekitarnya. 

Seperti dikutip dari Okezonepenelitian terbaru menyebutkan bahwa efek penggunaan smartphone berlebih menunjukkan gejala seperti kelainan otak pada penggunanya. Sebuah studi dari University of Virginia mengklaim bahwa merasuknya pemberitahuan smartphone membuat pengguna semakin hiperaktif dan bisa menyebabkan "gejala seperti ADHD (Attention Defisit Hiperaktif Disorder) bahkan di antara populasi umum". Gejala dalam perilaku yang dialami penderita ADHD meliputi sulit konsentrasi serta munculnya perilaku hiperaktif dan impulsif. 

Mahasiswa dari University of Virginia melakukan uji coba dalam dua minggu, dimana minggu pertama mereka harus mematikan smartphone-nya dan minggu kedua mereka diperbolehkan menyalakan dan memegang smartphone-nya selama mungkin. Dan hasilnya mereka lebih memilih ketika mereka diperbolehkan menyalakan seluruh pemberitahuan dibanding ketika mereka harus mematikannya. Saat mereka menyalakan smartphone­ tersebut, sejumlah gejala termasuk kurangnya perhatian, hiperaktif, kesulitan fokus, mengalami kesulitan duduk diam dan gelisah terlihat padahal mahasiswa ini normal tanpa kelainan otak.

Temuan ini memang belum bisa memastikan bahwa smartphone apakah dapatmenyebabkan ADHD atau tidak, atau mengurangi pemberitahuan smartphone apakah dapat mengobati ADHD atau tidak. Namun, temuan ini hanya menyarankan bahwa stimulasi digital terus-menerus mungkin berkontribusi terhadap defisit semakin bermasalah perhatian dalam masyarakat modern.

Pada 2015 pun, para peneliti menemukan penggunaan smartphone dapat menyebabkan "inattentional deafness "di mana orang menjadi "tuli sesaat" karena mereka berfokus pada smartphone daripada apa yang terjadi disekitar mereka. 

Kalian pasti pernah kan merasakan saat kalian sedang serius dengan smartphone kalian, entah membaca email, scroll timeline medsos, atau chatingan sama temen-temen terus saat ada yang memanggil kalian berapa kali kalian tidak mendengarnya. Kemudian ketika akhirnya kalian mendengar juga panggilan itu, orang yang memanggil sampai bilang “budek ya? Dipanggil berkali-kali juga gak denger-denger.

Kejadian ini pun tidak selalu karena indera pendengaran kalian mengalami masalah, tetapi bisa juga disebabkan oleh  "inattentional deafness" dimana fokus dan perhatian kalian sedang mengarah pada suatuyang bersifat visual, sehingga dampaknya “mematikan” suara-suara yang ada disekitar. Semakin fokus otak kalian terhadap sesuatu yang ada di depan mata,seperti layar smartphone maka semakin “tulis” telinga kalian. Jadi, kalau teman kalian yang sedang asyik dengan ponselnya tidak kunjung mendengar saat dipanggil, obatnya hanya satu: ambil ponselnya, lalu baru ajak dia bicara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun