Mohon tunggu...
Liza Martha Lova
Liza Martha Lova Mohon Tunggu... -

Aku adalah aku yang mempunyai seabrek kelemahan dan kelebihan yang semua itu jika disatukan akan menjadi sebuah potensi yang luar biasa. Aku tak pandai merangkai kata-kata indah layaknya para pujangga, karena aku bukan bagian dari para pujangga. Dan aku pun tak pandai berkata-kata layaknya para orator yang berorasi, karena sekali lagi aku bukan bagian dari mereka. Tapi, aku mempunyai sedikit rasa di dalam hatiku yang ingin aku bagi kepada semua orang. Walau terbata-bata lidah berucap, walau terpatah-patah tangan menulis akan kusampaikan. Karena itulah pesan dari sang idolaku sampaikanlah kebenaran walau hanya satu ayat saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjemput Suara dan Dukungan Dengan Bersilaturrahim

31 Maret 2014   20:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa kira beban amanah yang berat ini akan tertumpang di pundak wanita lembut itu? Dia tak pernah mengira sama sekali hal itu akan menjadi tanggung jawabnya. Tapi yang namanya amanah tentu harus dijalani dengan baik dan sungguh-sungguh. Karena banyak harapan yang tertumpang saat ini di pundaknya. Banyak aspirasi rakyat yang harus disuarakan dan disampaikan, banyak kehidupan yang harus diperjuangkan, terutama kehidupan kaum wanita yang menjadi fokus utamanya dalam menjalankan amanah yang berat ini.

Menggawangi 6 kabupaten dan kota, menjemput aspirasi warga, mengetuk setiap pintu-pintu rumah, berharap di sana akan di sambut dengan senyum yang merekah dan satu kata yang di nantikan oleh setiap caleg, “Ya kami mendukung dan akan memilih Ibu”.Sungguh jika tidak dilakukan dengan hati yang ikhlas dan sabar, pekerjaan ini akan terasa semakin berat.

Berangkat ketika matahari belum terbit dengan sempurna, dan pulang ke rumah ketika semua mata telah terlelap tidur. Meninggalkan anak-anak dan hanya menitipkannya ke Allah saja. Itulah yang dilakukan oleh Yuliza, caleg DPR RI untuk daerah pemilihan wilayah sumbar 1 ini. Tak mudah memang, apalagi baginya yang seorang wanita yang sering di notabenekan oleh masyarakat kita sebagai makhluk yang lemah. Tapi beruntung ditengah kesibukannya yang begitu padat, suaminya tercinta Dr. Khairul Ikhwan selalu mendamping kemanapun dia pergi. Tanda bahwa dia tidak berjuang sendiri, tetapi juga di dukung oleh suaminya, sehingga beban berat itumenjadi ringan.

Seperti hari ini dalam kunjungan beliau ke Padang Panjang untuk menjemput aspirasi rakyat juga di dampingi oleh suami beliau dan juga di dampingi oleh Caleg kota, Buk Nuraini yang bernomor urut 2, dan juga Ibu Desiaty caleg Provinsi daerah pemilihan enam, bernomor urut enam. Dalam kunjungan kali ini, Bu Yuliza beserta rombongan mengunjungi masyarakat secara langsung juga melakukan audiensi dengan beberapa tokoh yang ada di padang panjang timur. Dalam audiensi yang beliau lakukan, di samping beliau meminta dukungan secara langsung dari para tokoh, juga meminta masukan dalam menjalankan amanahnya sebagai wakil rakyat di parlemen nantinya.

Di masa yang gila pamor dan popularitas ini, dimana orang rela melakukan apapun demi mendapatkan popularitas dan jabatan yang di inginkannya. Tak peduli lawan maupun kawan. Saling sikut dan hantam. Baik dan buruk susah untuk di bedakan. Caleg perempuan bernomor urut 6 ini, tampil ke masyarakat dengan gayanya sendiri. Dengan cara mendatangi masyarakat secara langsung. Karena baginya masyarakat yang akan mendukung dan memilihnya haruslah masyarakat yang sudah diketahuinya kehidupan mereka dan sudah melihatnya secara langsung, tidak lagi hanya melihat dan mengenalnya lewat kartu nama dan baliho yang di pasang oleh tim sukses.

Sekali lagi tak mudah memang menjalankan amanah ini, tapi meyakinkan masyarakat dengan sorot mata dan menggenggam erat tangan mereka justru memberikan hasil yang tak terduga. Bagi Bu Yuliza yang bernomor urut 6 ini terpilih atau tidak bukan menjadi persoalan utama. “Kalau toh ternyata saya tak terpilih tak masalah bagi saya, yang jelas saya sudah mengetahui betapa banyak ternyata kehidupan masyarakat sumatera barat ini yang harus di sejahterahkan dan di tingkatkan perekonomian mereka. Maka saya menghimbau kepada seluruh caleg apapun partainya. Jika nanti terpilih, tolong perjuangkan kehidupan masyarakat ini”. Ungkapnya dengan tegas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun