Mohon tunggu...
Liza Lie
Liza Lie Mohon Tunggu... A writer -

A writer. Just a complicated writer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Art of Failure (5): CuCil

23 April 2017   18:51 Diperbarui: 24 April 2017   06:00 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CuCil = Cumi Kecil. Haduh, buset, kenapa juga cumi. Sudah cumi, eh, cumi kecil pula. Padahal, dunia karir laksana lautan maha luas, dan kamu cuma jadi CuCil?! Kemana aja kamu selama ini? Ayo, hentikan itu pikiran kalau kemampuanmu cuma sejengkal. Berhenti mengira kamu sudah puas dengan karirmu yang pause. 

Mulai dengan berpikir : HEY, AKU BUKAN CUCIL, CUY!

Apa?! Kamu takut? Kamu tidak yakin kamu bisa? Payah kamu! Orang lain sudah sampai ke bulan, kamu masih main di selokan! Bikin gemes aja kamu!

Sini, Tante Liza ajarin! 

Satu, ya, yang paling penting, buang itu kotoran di otakmu yang bilang kamu itu selevel dengan cumi kecil alias si CuCil itu. Gurita raksasa penguasa jagat lautan sana dulunya juga cuma Gur-Cil alias gurita kecil. Manusia paling raksasa pun dulunya cuma setitik sperma! Jadi, jangan pernah mengira kemampuan itu cuma segitu aja! Aneh, happy amat jadi CuCil!?

Ingat ya, biar pun jabatan kamu sekarang ini hanya si Tumpahan Sampah Bos, untuk sementara rela saja dulu. Tapi bukan berarti kamu pasrah, ya, menerima penderitaan itu. Bos besar itu adalah kolegamu, segera. Kamu bukan CuCil, si Cumi Kecil, tapi GuSarSu – Gurita Besar, Soon. Kamu harus mulai belajar bagaimana jadi bos dari sekarang. Tampilkan senyum kamu yang paling mematikan saat si Bos sedang ngomongin pendapatnya. Berikan dia perhatian seolah-olah kamu adalah fans terbesarnya. Hey, kiss ass doesn’t mean really kiss the ass. And, it’s only a smile! You don’t need to cut your arms and legs to spread a big smile, right? Now, smile!

Tips cepat naik pangkat :

Satu. Selalu cepat datang kalau dipanggil. Pasang senyum penuh harapan, pastikan body language-mu dalam posisi: hey, anything for you, I am ready, my bos. Jangan lupa bawa buku catatan, tapi tidak usah bawa pulpen atau pensil. Kenapa? Ini strategi dong supaya kamu bisa duduk di depan bos dan dia yang repot mencari pulpen buat kamu mencatat. Dari situ, dia akan mulai menurunkan level dirinya di hadapan kamu tanpa dia sadari. Bayangkan, bos besar menyalani kamu!

Masukkan ke dalam kepalamu: kedekatan bathin dimulai dari hal-hal terkecil.

Dua. Waktu meeting, usahakan dan pastikan, kamu duduk persis di sebelahnya. Bos kamu itu adalah the center of the attention. Karena posisi kamu ada di sebelahnya, otomatis kamu ada di dalam radar persepsi ‘si tangan kanan’ bos, dong. Sekali-kali bisik-bisik dengan si Bos, seolah-olah kamu ini adalah penasehat pentingnya. Impression is lethal, paham?

Tiga. Karena kamu masih CuCil yang belum naik pangkat ke level senormalnya, undangan meeting besar atau pesta kelas manager dan direktur, kamu jelas tidak kebagian dong. Lah, memang siapa kamu? Yang dapat undangan sudah pasti si Bos-lah. Tapiiiiii…. itu bukan akhir dari nestapanya duniamu. Play a little trick won’t hurt that much. Kamu yang HARUS datang ke undangan tersebut. Caranya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun