Mohon tunggu...
Liza Lie
Liza Lie Mohon Tunggu... A writer -

A writer. Just a complicated writer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Art of Failure (2): Cuci Tangan, Lempar Bodi

18 April 2017   07:26 Diperbarui: 18 April 2017   07:49 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Photo From Thinking Minds

Jangan mau jadi anak buah! Jadi bos dong. Anak buah jelas tidak bisa menyalahkan bos, tapi tudingan si Bos bisa berarti gaji tidak naik, bonus tidak jadi turun dan yang paling pedih itu tidak jadi cuti. Sebagai anak buah atau fruit boy setengah dari hak kehidupan pribadimu, sudah jadi milik si Bos. Gila ya, gaji cuma segitu-gitunya, kehidupan pribadi pun dibajak bos. Jadi bos itu penting. Karena ini menyangkut enak tidaknya hidup. Jadi bos bisa hidup enak. Jadi anak buah cuma bisa liat si Bos hidup enak. Mau tips jadi bos?

Sini duduk sama tante Liza, biar tante Liza ajarin.

Greet everyone as you climb up. Begitu pepatahnya. Because you don’t know who catches you when you go down. Kalimat terakhir, tidak usah dipikirin dulu. Itu kan kalau jatuh. Jangan mau dong jatuh. Kalau pun harus jatuh, pastikan kamu menarik orang sebanyak mungkin supaya sama-sama susah. Senang-senang sendiri, kalau susah, yah orang lain aja yang nanggung. Hidup ini keras, cuy!

Dalam bekerja, kita harus pintar-pintar mencari air yang jernih. Cari aman itu rule number one dari buku besar Bagaimana Sukses Tanpa Harus Bekerja Keras. Misalnya, saat kamu present pekerjaan fruit boy-mu yang udah bermalam-malam lembur selimutan di sofa kantor. Lho kamu kan bosnya, yah, kamu dong yang present biar client merasa dipentingkan. Lagipula, ada dong empati untuk fruit boy yang sudah pada teler itu. Mereka jelas sulit konsentrasi, karena selain keinginan untuk mengantuk sudah terlewat, mereka sudah terlalu banyak menenggak caffeine. Racun caffeine membuat orang-orang sulit konsentrasi, karena rasanya ngantuk-ngantuk tidak jelas itu. Merasa berada di awang-awang, tapi kaki menginjak bumi. Bayangkan, kalau mereka dibiarkan presentasi. Sudah muka mereka jelas-jelas tampak seperti belum mandi seminggu, eh, yang diomongkan melantur seperti orang mabuk durian.

Kamu harus tampil super-fresh dengan senyum lebar dan muka pinter. Pastikan kamu mandi dengan bersih sebelum presentasi.

Nah, tapi, kamu harus pinter-pinter baca ombak. Lihat-perhatikan-pelajari mimik-mimik orang-orang yang kamu present. Kalo mukanya seneng, gunakan kata ‘SAYA’ untuk klaim pekerjaan. Contoh, “Saya pakai strategi ini, karena hasil analisis saya bla bla bla.” Tapi kalo muka client rada-rada sengak, jangan kamu yang present. Fruit boy kamu yang kudu present. Biar client tau, fruit boy kamu yang bego, bukan kamu.

Memberikan kesempatan masuk jurang untuk para fruit boy ini harus pakai strategi juga. Kamu harus menampilkan aura bahwa kamu bukanlah bos yang egois. Setelah bermalam-malam bergadang, biarkan fruit boy dengan bangga mempresentasikan hasil kerja mereka. Ini jelas seperti niat baik bahwa kamu memberi kesempatan ke para fruit boy buat unjuk gigi.

Satu hal yang penting. Kamu kan sudah tahu kalau client mukanya sudah sebelas duabelas dengan panci hangus. Tapi sebagai bos, kamu tidak bisa melarikan diri dari kenyataan. Satu sisi kamu harus cuci tangan, satu sisi lagi kamu harus lempar bodi. Pintar-pintar kamulah mengatur kata-kata. Ini salah satu tipsnya.

Kamu jangan klaim kerjaan itu. Kalau hasil pekerjaan bagus, pakai kata “SAYA” untuk mengklaim kepemilikan, tapi kalau pekerjaan acak-kadut, gunakan kata ‘KAMI’. Bias kata ‘kami’ ini mem-balancekepekaan para fruit boy dan pengambilan hati client. Kedua sisi ini akan menaruh hormat padamu sebagai orang yang bertanggung-jawab.

Karena pekerjaan acak-kadut, sudah pasti jumlah revisi lebih panjang dari list belanja bulanan dan deadlinesemakin pendek. Waktu client memberikan apa-apa yang mau direvisi, jangan lupa untuk manggut-manggut sambil ketawa-ketawa kongkow sama client. Sekalian janjiin deadline yang bikin client happy. Hey, nyari client itu susah, tahu!

Ingat, kamu bosnya. Kalo kamu lempar bodi, mana berani fruit boy kamu protes. Kalo protes, paling juga mereka resign. Nyari anak buah sih gampang. Negeri ini penuh dengan orang yang ingin kerja, kan. Malah bagus kamu akan dapat anak buah baru yang siap berjibaku membuktikan dirinya buat kamu.

Ingat, Boss is always right.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun