Mohon tunggu...
Nur Halizah
Nur Halizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PIAUD 2021 UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Dasar Emosi: Disgust & Shame

28 November 2022   20:04 Diperbarui: 28 November 2022   20:13 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shame dan embarrasment merupakan dua kata yang memiliki ati yang sama yaitu "malu", namun dari kedua kata ini memiliki makna yang bebeda dan penggunaan yang berbeda. 

Shame yang berati rasa malu atas perbuatan buruk, atau menyesal atas atas sesuatu yang tidak menyenangkan. Sedangkan menurut Miller (Budiarto, 2019) mendefinisikan embarrasment sebagai keadaan akut dari kebingungan, canggung, memalukan yang mengikuti peristiwa yang meningkatkan ancaman evaluasi yang tidak diinginkan (negatif atau positif) dari khalayak yang nyata atau yang dibayangkan.

Shame atau rasa malu sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang terlalu pemalu atau biasa digambarkan pemalu saat bersosialisasi dengan orang lain akan mengalami kesulitan. Anak pemalu sering menghindari orang lain, merasa cemas, curiga, ragu-ragu, berhati-hati ketika melakukan sesuatu untuk mereka di tempat asing. 

Anak pemalu cenderung pendiam, berbicara dengan suara rendah, dan menghindari kontak mata dengan orang lain. Akibat dari sikap malu pada diri anak akan berdampak tehadap potensi anak yang akan tertimbun dan anak tidak berkembang secara optimal sesuai potensinya, perkembangan individu terhambat, kemampuan sosial individu semakin terasah dan tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, kurangnya informasi dan pergaulan, kurangnya pengalaman, menyebabkan kesulitan belajar jika terjadi pada anak usia sekolah.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anaknya mengatasi rasa malu, yaitu orang tua atau pendidik tidak mengolok-olok rasa malu anaknya atau membicarakan rasa malunya di depan anak (di depan umum). 

Mengetahui potensi kesukaan anak, kemudian mendorongnya untuk berani melakukan hal-hal tertentu, melalui media hobi atau potensinya. Orang tua secara teratur mengundang anak-anak mereka untuk mengunjungi tempat-tempat di mana mereka dapat berinteraksi dan bermain satu sama lain. Orang tua atau pendidik sebagai contoh bagi anak.

Refrensi

Budiarto, Y. (2019). Studi Awal Atribusi dan Emosi Malu pada Remaja: Analisis Survey Kualitatif. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, Volume 8, No. 1. http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/view/2105

LoBue, V., Prez-Edgar, K., & Buss, K. A. (2019). Handbook of Emotional Development. Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-17332-6

Utama, N. P. (2019). Rasa Malu Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Penyandang Tunawicara Di SLB B Yakut Purwokreto [Universitas Muhammadiyah Purwokerto]. http://repository.ump.ac.id/8573/3/BAB%20II_NANDA%20PUTRA%20UTAMA_PSIKOLOGI%2718.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun