Nggak perlu takut tempat ibadah dibakar atau disuruh bubar pas lagi rame-rame ngadain ritual keagamaan. Yang ada malah pecalang ikut bantu menertibkan jalan biar nggak macet.
Buktinya tiap abis sholat jumat dekat rumah saya, kala jalanan penuh dengan manusia, sepeda, motor, mobil yang bercampur baur, pecalang bantu menertibkan. Â Tiap abis bubar Sholat Tarawih, pecalang bantu menertibkan. Tiap abis bubar sholat Ied, pecalang bantu menertibkan juga.
Dan apakah pecalang itu? Pecalang semacam polisi adat yang cuma ada di Bali. Karena mereka orang Bali, seharusnya tugasnya menjaga ketertiban & kelancaran upacara adat Bali. Tapi pada kenyataannya, ritual keagamaan apapun selalu ada pecalang dengan baju hitam & kamen poleng yang ikut membantu.
Tambahan dari anak sulung saya: "Di Bali, kita nggak takut hitam... karena di sini hitam itu eksotis, bukan dosa"
hahahaha... tau aja zaman sekolah/kuliah emaknya sering diledek orang karena berkulit gelap.
Ada yang mau nambahin?
---
Tulisan di atas ditulis secara pribadi dari perasaan & pandangan pribadi. Bukan mewakili pendatang di Bali, pendatang yang menikah dengan orang Bali atau orang Bali itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H