Melainkan selalu dimarahi & direndahkan. Selama 3 tahun sekolah di SMA tersebut, tidak sekalipun Ibu ini memberikan nasihat positif. Kata-kata yang paling saya ingat, "Kamu masih kecil, bodoh & nggak tahu apa-apa. Nggak usah sok-sokan bikin kegiatan ini itu. Kamu gak bakal mampu. Bisa apa kamu??? Sekolah aja masih dibiayai orangtua!"
Memang saya tidak pernah dipukul sama sekali oleh Ibu Wakasek, tapi kata-katanya yang selalu merendahkan sangat menyakitkan hati saya. Ahhh...semoga beliau bisa tenang di alam sana.
Kenapa saya tidak mengadu pada orangtua saya?
Karena pada saat itu, tidak seperti sekarang. Generasi kami tidak terbiasa mengadu. Generasi kami adalah generasi bungkam, yang kami yakini: kalau mengadu, hukuman malah bakal ditambah lagi. Bisa jadi lebih parah.
Generasi kami (generasi 80-90an) banyak yang setuju & mengamini, kekerasan yang dulu dilakukan oleh guru. Banyak yang bilang, bisa menghasilkan efek jera & bagus untuk kedisiplinan. Apa benar generasi 80-90an sekarang ini, jadi lebih disiplin dalam kehidupan sehari-hari? Dan apakah sudah dibuktikan bahwa itu adalah hasil didikan keras di masa lalu?
"Generasi emas", generasi 80-90an yang suka membanggakan diri, biasanya menyebut diri mereka sendiri sebagai "generasi tahan banting" & bukan "generasi lembek yang manja" seperti anak sekarang.
Saya sendiri lebih suka menyebutnya sebagai "generasi pemarah bersumbu pendek".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H