Mohon tunggu...
Liza Irman
Liza Irman Mohon Tunggu... -

Saya suka menulis, itu saja...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menghindarkan Anak dari Gadget

2 Desember 2015   20:11 Diperbarui: 2 Desember 2015   20:21 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyingkirkan televisi bisa dilakukan secara bertahap, seperti memindahkannya ke suatu sudut yang “kurang nyaman” sehingga televisi tidak lagi menjadi titik sentral dalam ruang keluarga, ruang duduk, ruang tamu atau apapunlah sebutannya, dimana tempat keluarga biasa berkumpul di satu ruangan dalam rumah. Baik sekali kalau waktu menonton mulai dikurangi & tontonannya pun mulai dikontrol sedemikian rupa.

Sangat bagus jika ada progam anak-anak yang berkualitas, seperti program “Sesame Street” misalnya atau juga film dokumenter mengenai binatang-binatang. Namun, alangkah bijaksana jika orangtua tetap memberi batasan waktu (misalnya 30 menit sehari atau 1 pilihan film seminggu sekali).

Ingat!
Anak-anak meresap dengan sangat cepat…
Hati-hati bagi orangtua yang menonton program dewasa (sinetron, infotainment, tayangan kekerasan, pembunuhan, perkelahian, sumpah serapah, dll) saat anak berada di sekitar televisi. Meski posisi anak2 tidak benar2 persis berada di depan TV & kelihatannya sedang asik bermain, namun suara2 yang berasal dari TV masih bisa terdengar di telinga mereka dan dengan cepat otak mereka akan merekam segala kosakata yang mereka dengar tanpa disengaja itu. Jadi jangan heran jika suatu saat mereka mengeluarkan kata2 tidak pantas dari mulut mereka (meski terkadang, mereka sendiri tidak mengerti artinya).

#Gadget
Menyingkirkan televisi mungkin mudah, tetapi menyingkirkan gadget adalah yang paling sulit khususnya untuk orangtua yang biasanya aktif di sosmed & chat room, sehingga gadget seolah sudah “menempel” di tangan. Lebih mudah untuk mengalihkan perhatian anak2 -yang secara alami mempunyai rasa ingin tahu besar- dari gadget, ketimbang orangtua yang memiliki “absolute power” & stok “excuse” segudang. Namun satu hal yang bisa diingat sebagai bahan introspeksi adalah menghabiskan waktu dengan gadget, artinya orangtua melewatkan detik demi detik perkembangan anak yang menakjubkan & mengorbankan “quality time” dimana seharusnya menjadi saat yang tepat untuk mengajarkan banyak hal, “menyuntikkan” wawasan & pandangan hidup, menceritakan pengalaman2 saat masih muda, mengenalkan mainan2 di masa kecil & bersenang-senang bersama anak.

~Mengontrol orangtua dari gadget
Tanamkan dalam pikiran bahwa gadget akan digunakan seperlunya saja. Hapus semua game & simpan aplikasi yang benar2 dibutuhkan untuk mengurangi aktivitas ber-gadget. Gadget bisa dipakai pada saat nongkrong di WC, saat anak2 sedang sekolah atau saat anak2 sudah tidur misalnya. Kalaupun mendesak, usahakan tidak di depan anak-anak karena efeknya anak2 merasa iri atau mereka merasa terabaikan.

~Mengontrol anak dari gadget
Sebagaimana televisi, batasi waktu penggunaan gadget. Ganti aplikasi game dengan puzzle, catur, scrabble, buku cerita anak, permainan musik atau menggambar yang “sedikit” lebih produktif. Lebih bagus lagi kalau anak-anak tidak diperkenalkan gadget sedari dini (kabarnya bahkan seorang Steve Jobs melarang anak2nya memegang gadget karena tidak ingin kehilangan waktu bermain bersama si anak: http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2014/12/20/kenapa-steve-jobs-larang-anaknya-bermain-gadget-ipad-temuannya-697850.html)

2. Mengisi Waktu Luang Anak

#Halaman rumah
Salah satu tempat yang sangat menarik yang bisa dieksplorasi oleh anak2 adalah halaman/taman/kebun di rumah. Beri tempat khusus bagi anak2 untuk bereksperimen & menanam sesuatu. Percaya deh, bakal lebih gampang membujuk anak2 supaya mau makan sayuran kalau mereka sendiri yang menanamnya. Sejak kecil, mereka bisa terlibat mulai dari menanam biji-bijian dalam wadah untuk bibit, memindahkannya ke kebun saat siap tanam, merawat lalu melihat sayur2an tumbuh hingga siap panen. Mereka juga bisa membantu untuk mendaur ulang wadah2 yang tidak terpakai untuk dijadikan pot & membuat kompos bersama.

Gunakan halaman rumah untuk membuat dampu. Ini adalah aktivitas positif bagi anak2 & orangtua sekalian yang ketika melangkah keluar, secara sadar atau tidak sadar akan loncat2 melewati dampu tersebut (sedikit berolahraga, baik bukan?). Belikan anak bola, hula hoop, lompat tali & letakkan secara rapi di halaman rumah. Ajak anak untuk merangkai karet gelang & perkenalkan mereka permainan karet yang biasa kita mainkan semasa kecil. Ajarkan anak membuat gelembung sabun dari sabun cuci piring & mereka akan bersenang2 dengan cara mudah. Selain itu, membuat ayunan di halaman rumah, bermain kemah2an, bermain air di kolam balon, sekedar piknik di halaman rumah atau mencuci kendaraan juga sangat menyenangkan.

Jika halaman rumah cukup luas atau terdapat tanah lapang di sekitar rumah, ajak anak2 bermain benteng, galasin, gobak sodor, ular naga, layang2, dll. Libatkan juga anggota keluarga lain (ibu, bapak, paman, bibi, asisten rumah tangga, dll) atau anak2 tetangga yang tinggal di sekitar rumah.

#Pasar Tradisional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun