Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi selama 2 tahun belakangan ini menimbulkan berbagai kerugian. Dampak yang terlihat tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi turut mempengaruhi perekonomian Negara. Kabupaten Jember juga termasuk dalam list yang mengalami penurunan perekonomian. Keputusan pemerintah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah sejak April 2020 berdampak luas dalam proses produksi, distribusi, dan kegiatan operasional lainnya yang pada akhirnya mengganggu kinerja perekonomian. Kebijakan PSBB untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya mobilitas dan aktivitas masyarakat yang berdampak pada penurunan permintaan domestik. Penghasilan masyarakat yang menurun karena pandemi menyebabkan sebagian besar sektor usaha mengurangi aktivitasnya atau bahkan tutup total. Banyak pegawai yang di PHK dan susah mencari kerja di  era pandemi itu menbuat angka pengangguran pun meningkat.
Untuk memulihkan perekonomian di Kabupaten Jember, Pemerintah mempunyai stategi yaitu dengan memperbanyak kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan pelaku usaha. Sejumlah kegiatan yang diharapkan Pemerintah dapat memulihkan kondisi perekonomian Kabupaten Jember adalah dengan cara memanfaatkan peringatan HUT RI ke 77 dengan beraneka ragam kegiatan dan acara yang dapat menarik masyarakat.
Misalnya pada bulan Agustus lalu, telah digelar ajang karnaval bergengsi tingkat dunia, yaitu Jember Fashion Carnaval (JFC). Jember Fashion Carnaval atau lebih sering disebut JFC ini adalah sebuah even karnaval pameran busana yang digelar secara rutin tiap tahunnya di Kabupaten Jember, Jawa Timur. JFC telah menjadi kebanggaan masyarakat Jember yang dikenal diseluruh dunia.
JFC menampilkan busana-busana yang menarik dan kaya akan nilai budaya yang diselipkan didalamnya. Busana-busana tersebut dipamerkan dengan memadukan unsur seni tari, seni rupa, dan juga seni musik. Keunikan itu membuat JFC semakin terkenal di mata dunia dan berhasil meraih sejumlah penghargaan, Seperti menjadi Second Runner-Up pada International Carnaval de Victoria 2016 di Seychelles dan Jember juga pernah dinobatkan sebagai Kota Karnaval pertama di Indonesia yang bertaraf nasional dan internasional oleh Kementerian Pariwisata pada 2017 lalu.
Prestasi yang di dapatkan oleh JFC tentunya tidak lepas dari sang pelopor, Dynand Fariz. JFC awalnya bermula dari keberadaan rumah mode yang didirikan oleh Dynand Fariz pada tahun 1998. Rumah mode tersebut diberi nama Dynand Fariz International High Fashion Center. Didirikannya rumah mode ini oleh Dynand Fariz adalah sebagai wujud apresiasi dan konstribusinya di bidang fashion.
Pada awalnya, tahun 2001 Dynand mengadakan acara fashion week untuk mengenalkan rumah modenya. Hal ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Antusias masyarakat membuat Dynand berkeinginan untuk menggelar acara karnaval yang besar. Pada awalnya kegiatan ini ditentang oleh Pemerintah Kabupaten Jember karena tema busananya kurang mengandung unsur budaya Jember, tetapi malah cenderung ke arah budaya Amerika. Hal ini juga bertepatan pada saat itu sedang aja isu panas mengenai penyerangan Amerika terhadap Irak. Namun akhirnya proposal disetujui dan acara ini berjalan. Setiap tahunnya Jember Fashion Carnaval/JFC selalu dipadati oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional.
Dengan adanya JFC yang rutin digelar setiap tahunnya ini juga berpengaruh pada perekonomian Kabupaten Jember. Ini juga merupakan salah satu upaya Pemkab Jember untuk memulihkan perekonomian Kabupaten Jember yang sempat menurun karena adanya Pandemi Covid-19 2 tahun belakangan ini. Event ini diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat baik yang ada di Jember maupun luar Jember karena ada beragam pertunjukan dan pameran yang akan ditampilkan nantinya.
Pemerintah Kabupaten Jember juga akan mendukung event-event yang ada dengan melibatkan ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam setiap diselenggarakan nya event. Pelibatan UMKM ini diharapkan menjadi penggerak naiknya perekonomian Kabupaten Jember. Jumlah UMKM di Jember begitu banyak. Maka, dengan adanya partisipasi masyarakat yang tertarik untuk belanja atau membeli produk yang dijual pelaku UMKM, maka dengan sendirinya akan semakin banyak orang berdatangan untuk berbelanja.
Pemerintah Kabupaten Jember optimis apabila hal tersebut dilakukan dan digerakkan secara bersama-sama, maka peluang pulihnya perekonomian di Kabupaten Jember ini semakin cepat. Apalagi dengan jumlah penduduk yang mencapai 2.6 Juta merupakan sebuah kekuatan yang mampu mengangkat perekonomian lokal.
Tahun 2022 ini, even JFC telah menginjak usia ke 20 dan menjadi karnaval fashion pertama yang diselenggarakan full luring atau outdoor usai dua tahun pandemi Covid-19 melanda. JFC 2022 mengusung tema "The Legacy". Terdapat 10 defile yang memukau mata pengunjung. Di antaranya defile bertema Madurese, Mahabharata, Betawi, Garuda, Majapahit, Aztec, Sriwijaya, Sasando, dan Poseidon.
Pada hari pertama JFC tahun ini dibuka dengan penampilan defile Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI) yang diikuti para peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Defile WACI kali ini diikuti oleh 8 daerah yaitu Kab Malang, Nganjuk, Bandung Barat, Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Mandalika Lombok Tengah, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Jember. Setelah WACI, giliran defile Pet Carnival yang diikuti oleh para pecinta binatang tampil di catwalk. Kemudian ditampilkan defile Artwear. JFC tahun ini juga dimeriahkan dengan kehadiran Puteri Indonesia 2022 Laksmi Shari De-Neefe Suardana dan Puteri Indonesia Pariwisata 2022 Adinda Chresheilla. Untuk pertama kalinya JFC menghadirkan catwalk di malam hari sepanjang 3,6 km.
 Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa; Bupati Jember Hendy Siswanto dan juga Menparekraf  Sandiaga menghadiri "JFC 2022 "di Jember. Pak Sandiaga mengatakan bahwa JFC ini merupakan acara kebanggaan tidak hanya Jember tapi juga Indonesia. JFC berhasil jadi Kharisma Event Nusantara, ia mengusulkan agar JFC jadi kalender event internasional.