Perayaan Imlek di Kota Solo, atau lebih dikenal dengan sebutan Surakarta, tidak hanya memperlihatkan semaraknya budaya Tionghoa, tetapi juga menggambarkan sentuhan lokal yang khas dari kota ini. Berikut adalah tujuh tradisi unik yang membuat perayaan Imlek di Kota Solo begitu istimewa:
1. Pawai Barongsai di Alun-Alun Kidul
Setiap tahun, Alun-Alun Kidul menjadi saksi kehadiran pawai Barongsai yang memukau. Para penari dengan kostum berwarna-warni dan hiasan kepala yang mencolok menghibur warga Solo yang memadati area tersebut. Pawai ini tak hanya memeriahkan suasana Imlek, tetapi juga menjadi atraksi menarik bagi wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
2. Tradisi Santap Nasi Tumpeng Imlek
Di Solo, masyarakat Tionghoa merayakan Imlek dengan santap nasi tumpeng yang istimewa. Nasi tumpeng dengan hiasan warna-warni melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran. Tradisi ini menggambarkan harmoni antara budaya Tionghoa dan Jawa yang diterapkan dalam perayaan Imlek di kota ini.
3. Festival Angpao di Pasar Klewer
Pasar Klewer, yang merupakan pusat perbelanjaan tradisional di Solo, menjadi tempat menarik selama perayaan Imlek. Pedagang di Pasar Klewer mengadakan festival angpao, di mana pengunjung berkesempatan mendapatkan amplop merah berisi kejutan menarik. Festival ini menciptakan suasana keceriaan dan antusiasme di tengah keramaian pasar.
4. Lampion Terbang di Taman Balekambang
Taman Balekambang menjadi sorotan selama perayaan Imlek dengan tradisi lampion terbang yang memukau. Masyarakat Tionghoa dan non-Tionghoa berkumpul di taman ini untuk meluncurkan lampion-lampion berwarna, menciptakan pemandangan malam yang magis dan indah.
5. Pagelaran Wayang Imlek di Keraton Surakarta
Keraton Surakarta juga turut merayakan Imlek dengan cara khasnya. Salah satu tradisi unik adalah pagelaran wayang kulit dengan tokoh-tokoh pewayangan yang mengenakan kostum Imlek. Inilah wujud nyata perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa yang erat di Kota Solo.
6. Cap Go Meh di Kota Solo: Pesta Rakyat yang Meriah
Cap Go Meh di Solo bukan sekadar perayaan biasa. Acara ini diisi dengan pawai budaya, barongsai, dan atraksi seni yang melibatkan masyarakat luas. Warga Solo, tanpa memandang latar belakang etnis, turut serta merayakan Cap Go Meh dengan semangat kebersamaan yang tinggi.
7. Upacara Lilin di Vihara Buddha Tien Kok Sie
Vihara Buddha Tien Kok Sie menjadi pusat spiritual selama perayaan Imlek di Solo. Upacara lilin di vihara ini menjadi tradisi yang diikuti oleh umat Buddha Tionghoa. Lilin-lilin yang dinyalakan menciptakan atmosfer religius dan damai dalam merayakan Tahun Baru Imlek.
Perayaan Imlek di Kota Solo bukan sekadar pesta tahunan, tetapi juga perpaduan harmonis antara budaya Tionghoa dan tradisi lokal. Keberagaman tradisi ini mencerminkan semangat kebersamaan yang kuat di tengah masyarakat Solo, memperkaya kehidupan bermasyarakat dan mempererat hubungan antar-etnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H