Mohon tunggu...
Liyah Aniqoh Arifin
Liyah Aniqoh Arifin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa uin malang

Selanjutnya

Tutup

Seni

Melestarikan budaya mberot di dusun drigu desa poncokusumo bersama kkm uin malang kelompok 84

19 Januari 2025   14:25 Diperbarui: 19 Januari 2025   14:23 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi pelaksanaan mberot di dusun drigu desa poncokusumo

Prosesi pelaksanaan mberot di dusun drigu desa poncokusumo
Prosesi pelaksanaan mberot di dusun drigu desa poncokusumo

Dusun Drigu, yang terletak di Desa Poncokusumo, Kabupaten Malang, tidak hanya menawarkan pesona alam yang memikat, tetapi juga menjadi tempat pelestarian tradisi budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur. Salah satu tradisi yang sangat khas dan penuh makna adalah mberot, sebuah kegiatan yang merefleksikan semangat gotong-royong, kebersamaan, serta warisan budaya dari para leluhur. Tradisi ini merupakan bagian dari seni pertunjukan bantengan yang berasal dari Jawa Timur.
Dalam seni bantengan, mberot mengacu pada peran individu yang mengendalikan kepala banteng selama pertunjukan berlangsung. Istilah ini berasal dari bahasa Jawa Timuran, yang berarti marah, berontak, atau mengamuk. Dalam konteks pertunjukan, mberot menggambarkan luapan energi dan amukan seekor banteng yang penuh semangat. Biasanya, peran banteng dimainkan oleh dua orang; satu berfungsi sebagai kaki depan, sedangkan yang lain menjadi kaki belakang. Kolaborasi ini tidak hanya menampilkan kekompakan, tetapi juga simbol kebersamaan dan harmoni yang menjadi inti dari seni bantengan.
Sebelum kegiatan mberot dimulai, seluruh warga Dusun Drigu bergotong-royong membersihkan area yang akan digunakan untuk pertunjukan. Persiapan ini menunjukkan semangat kebersamaan masyarakat, di mana semua orang berpartisipasi untuk memastikan acara berjalan lancar. Setelah lokasi siap, kegiatan diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh para sesepuh desa. Suasana doa berlangsung khusyuk, ditandai dengan prosesi pembakaran dupa oleh sesepuh. Keharuman dupa menciptakan nuansa sakral yang semakin menguatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tradisi ini.
Tidak hanya para sesepuh desa yang terlibat dalam prosesi doa, tetapi juga para ketua dari empat kelompok mberot yang ada di Dusun Drigu. Setiap kelompok memiliki anggota yang terdiri dari berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa, yang turut berperan aktif dalam melestarikan tradisi ini. Setelah doa selesai, musik khas bantengan mulai dimainkan. Alunan musik tersebut membangkitkan semangat dan kegembiraan di kalangan masyarakat. Baik anak-anak maupun orang tua tampak antusias menyaksikan pertunjukan yang penuh energi ini.
Ketika mberot berlangsung, suasana meriah semakin terasa. Para pemain bantengan menampilkan gerakan yang dinamis dan penuh semangat, mencerminkan energi amukan banteng yang menjadi inti dari pertunjukan ini. Penonton terpukau oleh kekompakan para pemain serta keindahan gerakan yang diiringi musik tradisional.
Kesuksesan acara ini tidak lepas dari peran aktif babinsa dan linmas yang membantu menjaga keamanan selama pertunjukan berlangsung. Kehadiran mereka memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan tertib. Tradisi mberot di Dusun Drigu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga wujud pelestarian budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini menggambarkan harmoni antara masyarakat, seni, dan alam, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun