Pandangan tertutup kain biru
Sentuhan terhalang ranting kayu
Tanpa ku tahu siapa yang akan membawaku
Tapi langkah pertamaku ku alunkan denganmu
Perjalanan terasa telah jauh
Sebab lama mataku tertutup
Kau permainkan aku yang bermandikan peluh
Kau perintah aku melompat di atas rumput
Kau bawa lagi aku menuju tempat baru
Dengan penuntun kayu patah
Ingin aku berontak tingkahmu
Tapi hanya dalam hati ku mengeluh
Itu berakhir
Tapi bukan yang terakhir
Saat kain biru terbuka
Jalan jelas ada cerita
Bukit itu saksinya
Saat itu waktunya
Sampai pada saat ini tiba
Kita merasakan hal yang sama
Pelukan hangat
Dan segala hal yang pernah kita lakukan
Membuatku tengelam dalam diam
Kaulah yang pertama
Menjengkelkan ingat segalanya
Karena aku segera harus melupakannya
Aku bukan siapapun untuknya
Hanya pendatang baru dikehidupannya
Menyedihkan ingat hal itu
Karena dia pun bukan untukku yang aku tau
Bukan siapapun untukku dan hatiku
Apa iya? Aku mulai ragu
Di mimpiku,
Dalam do’a ku,
Diluar akal sehatku,
Disetiap tuturku,
Aku tahu aku menyimpan rasa itu
Rasa yang tak jauh saat semua berlalu
Kau pun tau itu
Keinginan untuk terus bersamamu
Sempurna aku saat di dekapmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H