Mohon tunggu...
liyaa
liyaa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswa dengan hobi menulis karena tuntutan lingkungan dan pekerjaan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Idol Worship & Impulsive Buying Remaja pada Idol K-pop

10 Juni 2022   00:30 Diperbarui: 10 Juni 2022   00:44 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat ini para remaja cenderung mengidolakan artis dari Korea Selatan atau yang lebih sering di ketahui sebagai Idol Kpop. Impulsive buying sendiri adalah bentuk pembelian yang sifatnya tidak direncanakan (dilakukan secara mendadak dan di dorong faktor emosional, hal ini saat ini seringkali terjadi pada remaja pada umumnya di sosial media serta e-commerce yang dapat memudahkan dalam melakukan transaksi. 

Penggemar idola KPop cenderung memiliki perasaan yang sangat dalam terhadap idolanya sehingga mempengaruhi kecenderungan untuk untuk melakukan pembelian secara impulsif. Para penggemar memiliki pemikiran bahwa dengan menghabiskan perasaan, waktu dan uang adalah salah satu cara pendekatan atau mengekspersikan rasa cinta kepada idolanya.

Perasaan obsesi yang berlebihan dapat mengarah pada tumbuhnya empati, identifikasi, imitasi dan asosiasi untuk menjadi sama dan merasa dekat dengan para idola tersebut. Hal ini dapat mendorong para penggemar untuk meniru idola mereka dan memiliki barang-barang yang sama, membeli produk yang di sponsori atau dimiliki oleh idolanya. 

Identifikasi dan imitasi yang dialami penggemar mengarahkan mereka untuk melakukan pembelian-pembelian terhadap merchandise maupun barang-barang pribadi yang digunakan oleh selebriti idola berdasarkan dorongan emosional yang berlebihan dan mengesampingkan pertimbangan rasional mengenai kebutuhan dan kelayakan suatu produk yang dibeli.

Aspek yang terdapat dalam konsep celebrity worship memiliki kaitan dengan perasaan pribadi. Aspek ini menggambarkan sikap penggemar yang obsesif dan cenderung impulsif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan selebriti yang mereka idolakan. Penggemar ini kemudian menjadi terobsesi dengan idolanya lalu tertarik dengan kehidupan pribadi dan hal-hal yang berkaitan dengan idolanya.

Salah satu idola kpop yang saat ini sedang ramai dibicarakan yaitu NCT (Neo Culture Technology) merupakan salah satu grup nauangan SM Entertraiment yang debut pada tahun 2016 ini merupakan salah satu idol kpop yang memiliki pertumbuhan penggemar secara konstan setiap tahunnya. NCT sendiri adalah idol Kpop yang telah menjadi Brand Ambassador (BA) untuk beberapa brand ternama, 

dilihat dari tingkat popularitasnya grup NCT mampu menarik penggemarnya untuk membeli barang yang di sponsori, tidak hanya itu saja SM Entertraiment sebagai agensi yang menaungi juga mampu melihat tingkat pembelian penggemar sehingga mereka mengeluarkan merchendize secara berkala dan terkadang mereka melakukan penjual secara terbatas (limited edition) 

sehingga mau tidak mau para penggemar akan berbondong-bondong untuk membeli. Bahkan karena banyaknya  merchandise para penggemar beranggapan bahwa mereka harus mengumpulkan seluruh barang untuk dijadikan koleksi, dan jika dapat melengkapi atau membeli barang yang tersedia terbatas akan menimbulkan kepuasan tersendiri.

Kesimpulannya adalah impulsive buying dan idol worship adalah suatu perasaan yang timbul akibat rasa cinta yang mendalam kepada idolanya, sehingga para penggemar rela melakukan apa saja bahkan menggelontrokan uang demi bisa memiliki barang yang sama atau yang di sponsori oleh idolanya. Salah satu contoh penggemar dari boygrup NCT adalah @jendoysok (twitter) 

ia cenderung melakukan pembelian merchandise secara impulsive karena harganya yang murah maupun barang tersebut memiliki foto idolanya yang lucu, terkadang ia memiliki keinganan untuk memenuhi koleksinya. Namun beberapa waktu saat ia merasa jenuh atau sedang membutuhkan uang maka ia akan menjual beberapa koleksi untuk membeli barang lain yang akan dirilis.

Kondisini ini memiliki dampak positif dan negatif, tergantung cara pandang dan bagaimana para penggemar mengimplementasikan hal tersebut dan membatasi dirinya. Namun untuk hal yang negatif adalah saat penggemar tersebut sudah tidak dapat mengontrol pembelian serta bertingkah laku berlebihan kepada idolanya yang mampu melakukan hal yang dapat melukai idolanya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun