Mohon tunggu...
Siti Awaliya Yuniarti
Siti Awaliya Yuniarti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuluh Agama Islam

Menyukai kuliner

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Fragmen dalam Bio Visa

5 Desember 2023   10:30 Diperbarui: 5 Desember 2023   10:36 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita telah memaklumi bersama bahwa mulai tahun 2023 seluruh jama'ah haji sudah diharuskan membuat visa secara mandiri dan online melalui link "Saudi Visa Bio". Link tersebut dapat didownload melalui aplikasi play store. Berbagai spesifikasi handphone untuk melakukan bio visa  harus terpenuhi. Begitu juga berbagai kondisi fisik jama'ah akan mempengaruhi lancar tidaknya pembuatan bio visa tersebut.

Berbagai reaksi jama'ah dijumpai, mulai dari ketakutan karena dikira akan dimasuki cairan dalam tubuhnya melalui jarum suntik sampai pertanyaan mengapa harus difoto jarinya. Pada pelaksanaannya berbagai cara digunakan agar sidik jari tangan yang akan dipindai bisa segera terdeteksi oleh perangkat android.

Sebagai perangkat baru, aplikasi ini masih sangat awam bagi sebagian besar jama'ah haji di Indonesia. Banyak cerita dan perasaan yang bergejolak tatkala menggunakannya. Beberapa jama'ah calon haji usia lanjut, sangat bersabar mengulangi rangkaian deteksi bio visa. Ada yang sudah sampai 3 hingga sekian kali masih belum berhasil. Setelah sekian kali baru berhasil, sehingga perasaan haru dan senang membuncah laksana telah memenangkan perlombaan. Ada yang sudah mencoba melakukan bio visa di rumah berkali-kali masih gagal, hingga kemudian mendatangi Kantor Kementerian Agama untuk dibantu, baru berhasil.

Berikut beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan gagalnya deteksi bio visa diantaranya;

  • Perangkat HP yang belum memenuhi standar yang diminta aplikasi. Handphone harus yang bisa mendeteksi kode MRZ pada paspor , bisa menangkap sidik jari pada kameranya.
  • Cahaya yang terlalu terang waktu mendeteksi kode MRZ pada paspor. Untuk memindai kode MRZ paspor hendaknya meredupkan cahaya pada ruang. Berbanding terbalik ketika pengambilan foto wajah, cahaya di ruang harus terang.
  • Sidik jari yang telah halus karena usia senja, pemakaian sabun cuci dalam waktu lama, sakit stroke, kecelakaan pada tangan dan pekerja keras yang menggunakan bahan kimia organik maupun sintetis tanpa sarung tangan menyebabkan sulitya deteksi sidik jari.
  • Jika kondisi fisik jama'ah haji sakit atau terhalang secara permanen karena sakit, kecelakaan atau lainnya  (seperti kehilangan jari tangan), maka pada aplikasi sudah ada sarana untuk mengupload surat keterangan dari dokter rumah sakit pemerintah. Surat keterangan tersebut haruslah berbahasa Arab atau Inggris.
  • Warna background saat foto sidik jari. Pada saat deteksi sidik jari, usahakan latar belakang jari berwarna hitam dan tidak memantulkan cahaya.
  • Kerudung bagi wanita dan baju bagi pria saat dilakukan foto diri sama dengan latar belakangnya. Seharusnya warnanya kontras atau beda dengan dinding yang menjadi background  foto.
  • Latar belakang (background) saat pengambilan gambar wajah harus polos, tidak boleh bercorak.
  • Jaringan internet yang terkadang lambat atau error karena banyaknya pengguna server tersebut.
  • Pastikan juga paket datanya tersedia.

Demikian sedikit pengalaman saat membantu jama'ah haji melakukan deteksi bio visa secara mandiri. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun