Pepatah Arab mengatakan " Al Ummu Madrasatul ula" , ibu adalah madrasah pertama. Begitu akrab pepatah ini menggaung di telinga Ibu merupakan sekolah pertama atau guru pertama bagi anak-anaknya.Â
Mengapa ibu menjadi guru pertama bagi anak? Â Ini dikarenakan sejak dalam kandungan, anak sudah bisa mendengar suaranya. Ikut merasakan sedih dan senang perasaan ibu. Hingga tak heran jika begitu lahir suara yang paling dikenal adalah suara ibu.Â
Masa menyusui dan balita yang paling dekat dengan anak, biasanya ibu. Setelah mencapai pendidikan usia dini barulah anak mulai dititipkan kepada guru.Â
Seiring majunya dunia pendidikan usia dini, banyak pre school yang mau menampung anak usia balita menjadi peserta didik. Dan peran ibu sebagai madrastul ula sedikit banyak berpindah ke lembaga-lembaga tersebut.
Saat pandemi merajalela , dengan segala pertimbangan Pemerintah memberlakukan sistem daring atau belajar jarak jauh dengan perangkat teknologi komunikasi yang ada.Â
Dalam kondisi ini, bagi anak yang di jenjang pendidikan menengah ke atas meski berat tapi mereka akan berusaha mempelajari materi-materi pelajaran sekolah.Â
Sedang bagi anak di jenjang usia dini dan pendidikan dasar tentu belum bisa mandiri 100%. Berkutat dengan buku dan modul sekolah, sehingga mau tidak mau sosok ibu kembali menjadi tumpuan anak untuk berperan sebagai guru.
Memang saat pandemi, peran ibu sebagai guru dengan segala kemampuannya sangat diperlukan. Maka ada julukan bahwa ibu itu "master" segala jurusan karena menguasai berbagai materi mulai dari management rumah, manager keuangan, dosen bagi anak-anak dan cheff di rumah.Â
Panjangnya masa pandemi membuat seorang ibu kembali memutar otak untuk flashback pelajaran-pelajaran masa dulu bahkan mungkin belajar materi baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
Untuk para ibu , mari belajar bersabar menjadi guru dari anak yang menjadi amanah kita. Kita ingat cerita Einstein yang diberhentikan sekolah oleh gurunya.Â
Namun justru di kemudian hari menjadi ilmuwan jenius berkat kesabaran sang ibu mendidiknya. Teorinya dikenal dan dipelajari banyak orang bahkan dikembangkan hingga sekarang.Â
Do'akan anak-anak menjadi orang sukses dan bermanfaat untuk agama , nusa dan bangsa. Jadilah pembelajaran daring juga menambah kepandaian emak-emak, dikarenakan ikut belajar lagi dengan si buah hati.
Kini anak-anak sudah mulai luring atau belajar dengan tatap muka , mari kita ingatkan untuk tetap mematuhi protokol Kesehatan. Meski peran ibu sebagai madrasatul ula telah terbantu dengan menggeliatnya aktifitas lembaga pendidikan usia dini, namun urgensitas itu tak akan pernah hilang.Â
Melalui sentuhan lembut bunda, asupan gizi yang memadai dan do'a yang senantiasa terlantun untuk sang buah hati menjadi bekal penting bagi perkembangan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H