Mulai dari ambil miqot, pakaian dan hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan ibadahnya. Jika tidak belajar manasiknya, bisa terkena dam (denda) bahkan terancam tidak sah ibadahnya, padahal butuh daftar tunggu lama untuk bisa melaksanakan ibadah haji secara regular.Â
Sehingga calon jama'ah haji dan umroh diusahakan mengikuti kajian 'Fiqih Haji' di majelis-majelis taklim, mengikuti manasik yang diselenggarakan oleh Kementeran Agama baik tingkat Kecamatan maupun Kabupaten atau melalui bimbingan di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di daerah masing-masing.
Untuk saat ini juga sudah ada aplikasi "Haji Pintar" yang telah diluncurkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia  untuk memudahkan para calon jama'ah menambah pengetahuan ihwal manasik beserta akomodasi selama di Haromain. Â
- Bekal Material
Panjangnya perjalanan haji dan umroh ini, tentu memerlukan bekal materi yang harus disiapkan. Selain material selama perjalanan berupa pakaian, obat-obatan dan bila perlu uang saku secukupnya untuk 'living cost" di Mekah dan Madinah.Â
Jangan lupa juga, bahwa kita meninggalkan keluarga di tanah air yang masih harus dipenuhi kebutuhan pokoknya. Hindari meninggalkan keluarga dalam kondisi lemah dari segi pangan atau keperluan sekunder lainnya. Tinggalkan bekal material yang memadai untuk keluarga yang ditinggalkan.
- Kesehatan
Hampir 70 % atau 80% pelaksanaan ibadah haji dan umroh berupa kegiatan fisik. Untuk menjaga kebugaran calon jama'ah sebaiknya melaksanakan olahraga rutin semisal jalan kaki, makan makanan yang bergizi dan cukup istirahat. Â
Jika dirasakan ada kepenatan karena kegiatan di lingkungan menjelang keberangkatan ke tanah suci, usahakan minum suplemen vitamin yang disarankan dokter.
Demikian sekilas bekal untuk para calon tamu Allah di tanah suci, semoga bermanfaat dan menambah kekhusyukan beribadah. Selamat menjalankan ibadah haji dan umroh, semoga menjadi haji yang mabrur.