Mohon tunggu...
Lixzy
Lixzy Mohon Tunggu... Peternak - pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi bermancing

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Budidaya Lele di Air Payau

14 Agustus 2024   08:11 Diperbarui: 14 Agustus 2024   08:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budidaya lele di air payau adalah praktik pemeliharaan ikan lele di lingkungan perairan yang memiliki kandungan garam lebih tinggi daripada air tawar, namun lebih rendah daripada air laut, biasanya dengan salinitas antara 0,5 hingga 30 ppt (part per thousand). Air payau umumnya ditemukan di daerah pesisir atau estuari, di mana air tawar bercampur dengan air laut. Dalam kondisi ini, lele yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik jika dikelola dengan benar, karena lele memiliki toleransi terhadap berbagai tingkat salinitas, meskipun membutuhkan adaptasi khusus.

Metode budidaya lele di air payau menawarkan beberapa keuntungan, termasuk potensi pertumbuhan yang lebih cepat dan ketahanan terhadap beberapa jenis penyakit yang umumnya menyerang lele di air tawar. Namun, budidaya ini juga menuntut manajemen yang lebih cermat, terutama dalam hal pengendalian salinitas, kualitas air, dan pemberian pakan yang sesuai. Dengan pengelolaan yang tepat, budidaya lele di air payau dapat menjadi alternatif menguntungkan bagi peternak, terutama di daerah pesisir yang memiliki akses ke sumber air payau alami.

Cara Budidaya Lele di Air Payau

Budidaya lele di air payau memerlukan penyesuaian tertentu untuk memastikan ikan dapat tumbuh dengan optimal dalam kondisi salinitas yang berbeda dari air tawar. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam proses budidaya lele di air payau:

1. Pemilihan Lokasi dan Persiapan Kolam 

Pilih lokasi yang dekat dengan sumber air payau, seperti estuari atau daerah pesisir. Kolam dapat dibuat dari tanah, terpal, atau beton, dengan kedalaman sekitar 1-1,5 meter. Pastikan kolam memiliki sistem saluran air yang baik untuk mengontrol salinitas dan kualitas air. Sebelum memulai budidaya, isi kolam dengan air payau dan biarkan selama beberapa hari untuk menstabilkan kondisi air.

2. Pemilihan Bibit Lele

Pilih bibit lele yang memiliki toleransi tinggi terhadap air payau. Biasanya, lele jenis lokal seperti lele sangkuriang atau lele dumbo dapat beradaptasi dengan baik. Sebelum ditebar, bibit lele perlu diaklimatisasi terlebih dahulu. Caranya adalah dengan mencampurkan air payau secara bertahap ke dalam wadah bibit hingga mencapai salinitas yang diinginkan. Proses aklimatisasi ini bertujuan untuk mengurangi stres pada ikan dan mencegah kematian akibat perubahan salinitas.

3. Pengelolaan Salinitas dan Kualitas Air

Pantau salinitas air secara rutin, idealnya berada di kisaran 5-15 ppt untuk hasil optimal. Kualitas air juga harus dijaga, terutama tingkat pH (sekitar 7-8), suhu (27-30C), dan oksigen terlarut. Penggantian air secara berkala diperlukan untuk mencegah penumpukan amonia dan nitrit yang bisa membahayakan kesehatan lele. Sistem aerasi yang baik juga penting untuk memastikan ketersediaan oksigen dalam air.

4. Pemberian Pakan

 Berikan pakan pelet berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan lele di air payau. Karena air payau dapat mempengaruhi nafsu makan lele, frekuensi pemberian pakan bisa sedikit lebih sering, sekitar 3-4 kali sehari. Pastikan jumlah pakan yang diberikan cukup dan tidak berlebihan untuk menghindari pencemaran air.

5. Pengendalian Penyakit dan Hama

Meskipun lele di air payau cenderung lebih tahan terhadap beberapa penyakit, pengawasan tetap diperlukan. Perhatikan tanda-tanda penyakit seperti bintik-bintik pada kulit, perubahan warna, atau perilaku yang tidak normal. Jika ditemukan gejala penyakit, segera lakukan tindakan pengobatan yang sesuai. Selain itu, pastikan kolam terlindungi dari hama seperti burung atau hewan lain yang bisa mengganggu lele.

6. Pemanenan

Lele biasanya siap dipanen setelah 2-3 bulan budidaya, tergantung pada ukuran yang diinginkan dan metode manajemen yang diterapkan. Sebelum panen, kurangi pemberian pakan selama 1-2 hari untuk menjaga kualitas air dan mengurangi limbah di dalam perut lele. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam secara bertahap dan menangkap lele menggunakan jaring.

Kesimpulan

Budidaya lele di air payau adalah metode yang memungkinkan pertumbuhan ikan lele dalam lingkungan dengan salinitas moderat, memberikan alternatif bagi peternak di daerah pesisir. Proses ini melibatkan beberapa langkah penting, termasuk pemilihan lokasi dan bibit yang tepat, pengelolaan salinitas dan kualitas air, pemberian pakan yang sesuai, serta pemantauan kesehatan ikan. Dengan pengelolaan yang cermat, budidaya lele di air payau dapat menghasilkan ikan yang sehat dan berkualitas, serta menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi peternak.

Dengan membaca dan menerapkan langkah-langkah pada artikel diatas, budidaya lele di air payau dapat dilakukan secara efisien dan menghasilkan keuntungan yang baik. Jika anda ingin memperdalam ilmu ternak lele, Anda juga dapat membaca dan memahami artikel cara budidaya lele organik yang sudah kami sediakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun