Mohon tunggu...
Wahyudi Hidayat
Wahyudi Hidayat Mohon Tunggu... -

Pemerhati

Selanjutnya

Tutup

Money

Walk The Talk

28 November 2014   17:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:37 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walk The Talk

The best example of leadership, is leadership by example
Jerry McClain

Guyyys, Ada yang pernah nonton film “We Were Soldiers ?”, kalo yang sudah,… baggoooos..!! kalo yang belum, …..sama cuuuy…he..he..he..Ane juga baru liat filmnya di salah satu website. Bagi yang belum, ini ane ceritain, ini film, tokoh sentralnya Kplonel Hal Moore yang diperankan oleh Mel Gibson. Film ini berdasarkan padabuku We Were Soldiers Once..And Young yang ditulis oleh Letnan Jenderal (purnawirawan) Hal Moore dan reporter perang Joseph L. Galloway. Kalo gak salah, film ini tayang tahun 2002 dan menceritakan dramatisasi perang Vietnam, khususnya pada pertempuran di lembah La Drang pada 14 November 1965 antara tentara Amerika dengan tentara Vietnam Utara yang menewaskan 76 orang dan melukai 121 tentara Amerika dan juga menewaskan banyak tentara Vietnam Utara. Terlepas film ini adalah upaya untuk “membersihkan nama” salah satu pihak yang terlibat perang atau tidak, ane sih tetap terkesan dengan pidato yang disampaikan oleh Kolonel Hal Moore di depan pasukannya sebelum berangkat perang, berikut kutipan pidatonya :

“Look around you. In the 7th cavalry, we've got a captain from the Ukraine; another from Puerto Rico. We've got Japanese, Chinese, Blacks, Hispanics, Cherokee Indians. Jews and Gentiles. All Americans. Now here in the states, some man in this unit may have experienced discrimination because of race or creed. But for you and me now, all that is gone. We're moving into the valley of the shadow of death, where you will watch the back of the man next to you, as he will watch yours. And you won't care what color he is, or by what name he calls God. They say we're leaving home. We're going to what home was always supposed to be. Now let us understand the situation. We are going into battle against a tough and determined enemy.”

“I can't promise you that I will bring you all home alive. But this I swear, before you and before Almighty God, that when we go into battle, I will be the first to set foot on the field, and I will be the last to step off, and I will leave no one behind. Dead or alive, we will all come home together. So help me, God.”

Ngarti yak…??he..he..he..inisiatifnya dong, pan google translate ada brai..Ane coba terjemahin sebebas-bebasnya yak...kira kira begini. Kolonel Hal Moore menyampaikan ke pasukannya bahwa walaupun banyak perbedaaan didalam pasukannya, entah itu perbedaan agama, ras, warna kulit, keyakinan dan sebagainya. Mereka tetaplah orang Amerika. Mereka harus bersatu menuju medan perang yang sangat berat, mereka harus meniadakan perbedaaan tersebut untuk dapat memenangkan peperangan. Kolonel Hal Moore juga menyampaikan bahwa ia tidak dapat menjanjikan semua anggota pasukannya akan selamat, namun ia berjanji tidak hanya kepada anggota pasukannya, tapi juga kepada Tuhan bahwa ia akan menjadi orang pertama yang memasuki medan pertempuran dan akan menjadi orang yang terakhir keluar dari pertempuran dan ia tidak akan meninggalkan satu orang pun dalam pertempuran tersebut. Hidup ataupun Mati, ia berjanji akan membawa kembali seluruh anggota pasukannya pulang ke rumah.

Sang Kolonel memenuhi janjinya, ia terlibat langsung dalam pertempuran tersebut, bahkan disaat-saat kritis, ia perintahkan pasukannya untuk memasang bayonet pada ujung senapannya, yang berarti itu merupakan pertempuran jarak dekat. Ia tidak hanya memerintahkan, tapi menjadi orang terdepan dalam pertempuran tersebut. Ia tidak leading by word, but leading by example instead, sehingga dengan sukarela seluruh pasukannya bertempur habis-habisan.

Bagi saya pidato sang Kolonel ini, sangat menyentuh dan ”membakar” (script aslinya sih ane gak tau, ini kan film, brai..). Namun bagi ane, mau pidato ini asli maupun didramatisir, tetap saja menyentuh dan menyemangati. Paragrap kedua dari pidato tersebut adalah stressing poin dari apa yang ingin ane bahas. Bagaimana seorang pemimpin seharusnya bersikap dimodelkan secara ideal dalam pidato singkat tersebut (gak ada 3 menit brai...). Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memberikan contoh ? Sudahkah kita berkomitmen untuk selalu menjadi yang didepan dalam setiap pertempuran dan menjadi orang paling belakang keluar dari arena untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim sudah keluar dari pertempuran ? Sudahkah kita berani mengatakan, bukan salah mereka, ini salah saya, saya yang bertanggung jawab ?. Sudahkah kita berani berkorban tanpa harus mengorbankan ?. Tentunya brai, pertanyaan ini tertuju buat kita semua, lagi-lagi ane sampaikan bahwa kita semua adalah pemimpin.

Leading By Example

Ini juga ane baru belajar brai, tentang apa itu Leading by Example. Dari beberapa referensi yang ane baca, konsep Leading by example atau“role modelling” – sering digunakan untuk meningkatkan motivasi para follower (pengikut/bawahan/subordinate), khususnya ketika perilaku follower yang diharapkan tidak dapat dipaksakan dengan instrumen instrumen seperti penghargaan maupun hukuman. Banyak hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diantaranya Moxnes dan van der Heijden yang dituangkan dalam sebuah Jurnal yang berjudul ”The effect of Leadership in a public bad experiment” , menyimpulkan bahwa respon dari para follower (pengikut/bawahan/subordinat) sangat bergantung sekali dari keteladanan/contoh yang dibuat oleh Leader (pemimpin/atasan). Levati cs dalam ”Leading by example with and without exclusion power in voluntary contribution experiments”, juga menyimpulkan bahwa Leading By Example meningkatkan efisiensi, apa yang dilakukan oleh Leader juga akan dilakukan oleh follower. Hal ini merupakan bukti bahwa subjek penelitian akan semakin lebih kooperatif dari subjek penelitian lainnya. Hasil eksperimen dari permainan leader-follower yang dilakukan oleh Simon Gatcher dan Elke Renner yang ditulis dalam sebuah paper dengan judul “Leading by Example in the Presence of Free Rider Incentives” juga menyimpulkan diantaranya bahwa:

·Secara keseluruhan, leaders berkontribusi rata-rata lebih banyak dari followers

·Semakin banyak para leader berkontribusi, maka semakin tinggi pula kontribusi dari para follower nya

Inti dari berbagai riset dan eksperimen diatas adalah secara umum manusia, akan meneladani perilaku dari orang yang dianggap maupun ditunjuk menjadi Leadernya. Pencerminan kalo ane sederhanain istilahnya brai, -Kalo katanya bang Justin Timberlake..It’s like you’re my mirror...he..he..he,- artinya respon balik/feedback dari perilaku seseorang kepada orang lain bergantung dari contoh/keteladanan yang diberikan. So guys, berdasarkan teori diatas, jangan pernah mengharapkan seseorang, katakanlah follower anda, akan memberikan yang terbaik, memberikan kontribusi positif dan bekerja keras jika anda sendiri tidak dapat meneladani. Jangan pernah mengharapkan follower anda untuk berperilaku baik, peduli dan menghormati anda, jika anda sendiri tidak dapat memberikan teladan yang patut diteladani.

Nah kalo ngomongin Leading by Example, ane jadi inget ceritanya Syaikhona K.H Cholil, seorang ulama besar dari Bangkalan Madura, yang dimintai tolong oleh seorang Bapak untuk menasehati anaknya untuk berhenti makan gula dan sejenisnya. Ia takut anaknya akan penyakitan jika tidak berhenti makan gula dan manisan lainnya. Kiai Cholil kemudian bertanya kepada si Bapak, apakah si Bapak minum kopi manis, dijawab iya, kalau minum tehmanis, si Bapak juga menjawab iya. Menanggapi hal itu Kiai Cholil tidak langsung bersikap, ia malah menyuruh si Bapak dan anaknya untuk pulang dulu dan datang lagi 3 hari kemudian. Si Bapak kaget dong, brai…bukannya ditolong malah disuruh pulang, tapi apa daya, yang nyuruh kiai besar. Akhirnya pulanglah si Bapak dan anaknya. 3 hari kemudian, si Bapak dan anaknya kembali menemui Kiai Cholil dengan maksud yang sama. Sesampainya di kediaman Kiai Cholil, si Bapak mengutarakan kembali maksud yang sama, mendengar itu, Kiai Cholil langsung memanggil si anak dan menasehatinya untuk berhenti makan gula dan sejenisnya, si Anak mengangguk setuju, mengiyakan dan berjanji akan berhenti makan gula dan sejenisnya. Melihat itu, Si Bapak bertanya kepada Kiai Cholil, apakah cuma itu saja terapi/pengobatannya, tidak ada ritual do’a, atau diciprati air atau disuruh minum air yang sudah dido’akan. Kiai Cholil menjawab bahwa cukup itu saja, ia cukup menasehati saja. Si Bapak kemudian menyampaikan kepada Kiai Cholil, bahwa kalau hanya nasihat, sudah sering si Bapak menasehati anaknya tersebut, namun tidak pernah berhasil. Kiai Cholil kemudian menjawab, bahwa ia sengaja menyuruh si Bapak dan anaknya untuk pulang dulu dan kembali lagi 3 hari kemudian, karena selama 3 hari tersebut, Kiai Cholil banyak berdo’a dan berpuasa makan gula, itu ia lakukan agar nasehat yang akan ia sampaikan kepada si Anak dapat benar-benar mengena dan dapat diterima, karena sebaik-baik nasihat adalah keteladanan.

Bagi kita muslim, sebenarnya konsep Leading by Example itu bukan barang baru, brai. Allah SWT telah menyampaikan konsep keteladanan jauh sebelum peneliti-peneliti diatas menyampaikan hasil pemikirannya. Surah As Shaff Ayat 2 dan 3, secara jelas menyampaikan, bismillahirrahmanirrahim,

Ya ayyuhallazi naamanu lima taquluuna malataf’aluun. Kaburo maktan ’indallohi antaquluu malataf ’aluun.”

“Wahai orang-orang yang beriman, Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Jadi pesannya sederhana saja, my man. Walk The Talk. Kerjakan apa yang kamu Katakan...!!!!! Agar kita tidak termasuk kedalam golongan manusia yang dibenci oleh Allah SWT. Ingat ya brai, The best example of leadership, is leadership by example.

Semoga kita bisa melakukan apa-apa yang kita katakan..

Salam Sukses…..Tetap Semangat dan ber Hasanah…!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun