Mohon tunggu...
Livya Werinussa
Livya Werinussa Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang murid

sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ikrar Sang Pemuda

28 Oktober 2022   08:43 Diperbarui: 28 Oktober 2022   08:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ikrarkanlah Sumpah Pemuda dengan hati dan anggota badan yang akan menjadi bukti dan raihlah kemerdekaan Indonesia yang sejati." - Ir. Soekarno.

Sang pemuda, para pemuda dari pelosok Nusantara yang bersatu dan bermimpi untuk menciptakan negara dimana ada kesatuan dan persatuan. Para pemuda yang bersatu untuk membahas serta menjaminkan kelangsungan hidup rakyat Indonesia. Inilah yang terjadi puluhan tahun yang lalu. Kini rakyat Indonesia disatukan dengan bahasa Indonesia yang disepakati oleh para pemuda hari ini, 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda kini selalu diperingati seluruh Indonesia, yang berisikan:
1.Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia;
2.Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
3.Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung Bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pahlawan tidak selamanya adalah seseorang yang berkorban di medan perang. Seorang pahlawan dapat berjuang secara damai untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, seperti para pemuda yang memperjuangkan bangsa dan negaranya.

Sumpah Pemuda ada karena adanya gagasan penyelenggaraan kongres Pemuda dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Inisiatif para pemuda ini akhirnya menghasilkan Sumpah Setia yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
 Para pemuda menyelenggarakan 3 rapat. 

Pada rapat pertama, Moehammad Jamin menjelaskan kepada para pemuda ada 5 faktor yang memperkuat bangsa Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Pada rapat ke-2, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sepakat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, serta juga harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan pendidikan di rumah. 

Pada rapat ke-3, Soenario menegaskan betapa pentingnya nasionalisme dan demokrasi. Ramelan mengemukakan pentingnya gerakan kepanduan dan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. Sebelum rapat ditutup para pemuda mendengarkan lagu "Indonesia" karya Wage Rudolf Supratman. Kemudian rapat ditutup dengan pengumuman hasil rapat-rapat. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan hasil tersebut adalah Sumpah Setia.

Dengan adanya Sumpah Pemuda Bahasa Indonesia dapat ditetapkan sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hingga saat ini jasa sang pemuda terus diperingati sampai ke pelosok Indonesia.

Referensi

https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/sejarah-sumpah-pemuda/

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/dari-mana-datangnya-bahasa-indonesia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun