Mohon tunggu...
Olivia Marveline
Olivia Marveline Mohon Tunggu... Editor - Female, Young

IGOT7 Forever! GOT7 JJAI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dahlan Iskan memimpin Jawa Pos yang berada di Ambang Kehancuran?

28 September 2022   00:47 Diperbarui: 5 Oktober 2022   09:29 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
8 Raja Media di Indonesia, sumber: Tirto.id

Perkembangan yang terjadi  dalam media jurnalisme menghadirkan jurnalisme digital yang pada saat itu dengan kemunculan internet di Indonesia pada tahun 1990an (Widodo, Y., 2020, h. 43).

Kemunculan internet di Indonesia membuat jurnalisme digital hadir pada tahun 1994, yakni Republika Online (Widodo, Y., 2020, h. 43).

Media jurnalisme mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan tidak dapat dipungkiri saat ini terdapat 8 perusahaan media konglomerat di Indonesia. Dilansir dari Tirto.id, kedelapan perusahaan media  tersebut yakni Kompas Group, Bakrie, Jawa Pos, Media Group, CT Corp., Globalmediacom, Emtek, dan Lippo Group.

Jawa Pos sebagai salah satu perusahaan media konglomerat di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang untuk mencapai kepada titik kesuksesannya saat ini. 

Tidak hanya surat kabar, Jawa Pos juga melebarkan sayap mereka pada ranah lain, yakni kepada media penyiaran dan juga media digital, salah satunya adalah jurnalisme digital.

Sejarah Jawa Pos

Logo Jawa Pos, sumber: YouTube
Logo Jawa Pos, sumber: YouTube

Jawa Pos bermula dari kota Surabaya, Jawa Timur pada 1 Juli 1949 yang menerbitkan surat kabar koran cetak. The Chung Sun merupakan pendiri dari salah satu media konglomerat saat ini, dimana ia merupakan seseorang yang berasal dari Bangka dan menjadi pegawai biasa di kantor film yang berlokasi di Surabaya (Wulan, 2022, h. 24).

Ia merupakan seorang pegawai yang ditugaskan dalam bidang periklanan di bioskop, dimana setiap harinya ia memasang iklan-iklan di bioskop, dan hal ini membuatnya menjadi tertarik untuk mendirikan surat kabar sendiri (Putra, W. S. A., 2014, h. 6). 

Pendirian Jawa Pos telah berganti nama sebanyak tiga kali sebelum akhirnya jatuh kepada nama yang kita kenal saat ini. Dimulai dari Java Post, lalu berubah menjadi Djawapost, dan Djawapos.

Pada tahun 1970-1980an, Jawa Pos sempat mengalami krisis dikarenakan teknologi yang semakin berkembang dalam dunia percetakan.

Terjadi kemerosotan pencetakkan surat kabar, yakni hanya 6.700 ekslempar/hari. Sementara untuk jumlah pelanggannya di Surabaya hanya tinggal 2.000 orang, serta peredaran di Malang hanya 350 lembar saja.

Situasi yang terpuruk ditambah dengan usia Pak The (panggilan akrab untuk The Chung Sun) membuatnya memutuskan untuk memberikan Jawa Pos kepada pihak Tempo.

Pada saat itu (di tahun 1982), Eric F. H. Samola merupakan Direktur Utama dari PT. Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos dari tangan Pak The.

Setelah dirinya, Dahlan Iskan diangkat dan memimpin Jawa Pos. Akan tetapi, di bawah kepemimpinannya, Jawa Pos berada di ambang kehancuran dengan hanya mengoplah sebanyak 6.000 eksemplar.

Jawa Pos Edisi Hari Minggu, sumber: E-Books Gramedia
Jawa Pos Edisi Hari Minggu, sumber: E-Books Gramedia

Lima tahun setelah pengangkatan Dahlan Iskan, JPNN (Jawa Pos News Network) lahir sebagai salah satu jaringan surat kabar yang terbesar di Indonesia. Lebih dari  80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia.

Pada tahun 1997, Jawa Pos pindah ke gedung Graha Pena, dengan jumlah lantai sebanyak 21 lantai, dan juga membangun pabrik kertas koran di tahun 2002 dikarenakan jumlah percetakan yang terus meningkat.

Pada tahun 2002, Jawa Pos juga mendirikan stasiun televisi berbasis lokal yang bernama JTV di Surabaya. Setelahnya diikuti oleh stasiun televisi lokal, yakni Batam TV, Riau TV, FMTV, PTV, dan Padjajaran TV.

Perkembangan dan ekspansi yang dilakukan oleh Jawa Pos Group telah membuahkan hasil yang manis di era sekarang, yakni telah menaungi 151 surat kabar daerah dan juga nacional, belasan tabloid, majalah, dan televisi daerah.

Jawa Pos News Network (JPNN.com)

Logo JPNN.com, sumber: Logo Types 101
Logo JPNN.com, sumber: Logo Types 101

JPNN merupakan bentuk dari salah satu situs jurnalisme digital yang cukup terkenal di Indonesia.

Berdiri pada saat Dahlan Iskan bertanggung jawab untuk menangani Jawa Pos Group, JPNN.com saat ini masih menjadi salah satu pusat informasi akan hal-hal yang terjadi di sekitar, baik di dalam maupun luar negeri.

Meskipun memiliki beragam pesaing, JPNN.com masih tetap menjadi salah satu opsi untuk mengakses  berita secara digital di Indonesia.

Bahkan, berdasarkan  data dari Alexa, JPNN.com masuk ke dalam peringkat 50 besar portal berita di Indonesia.

Daftar Pustaka

Putra, W. S. A. (2014). LKP : Rancang Bangun Aplikasi Publish Berita Berbasis Web Pada PT. Jawa Pos Koran [Skripsi Sarjana]. Repositori Universitas Dinamika.

Wulan. (2022). ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. Graha Pena Jawa Pos Pekanbaru) [Skripsi Sarjana]. Repository UIN Suska.

Yohanes, W. (2020). Buku Ajar Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun