Pemberian kredit merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kredit dapat membantu memenuhi kebutuhan modal usaha dan mempercepat pengembangan bisnis, terutama bagi sektor yang sering kali kesulitan mengakses pembiayaan melalui saluran tradisional.Â
Di Indonesia, program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah dirancang untuk mendukung pengusaha mikro, seperti yang terlihat pada kasus Budi, seorang pengusaha makanan ringan yang mengajukan pinjaman KUR Mikro.
Tujuan dan Manfaat Kredit
Pemberian kredit bertujuan untuk mendukung pengembangan ekonomi melalui peningkatan likuiditas pasar, memperbaiki aksesibilitas pembiayaan bagi pelaku usaha, dan membantu mereka dalam menjalankan usaha. Sebagai contoh, Budi mengajukan KUR Mikro dengan plafon Rp50 juta untuk membeli bahan baku dan peralatan.
 Dengan persyaratan yang telah dipenuhi, seperti memiliki usaha yang sudah berjalan dan mengikuti pelatihan kewirausahaan, Budi dapat mengembangkan produksinya dan meningkatkan pendapatan usaha. Kredit ini memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM untuk memperluas usahanya meskipun mereka tidak bankable.
Tingkat Likuiditas Agunan dalam Kredit
Salah satu aspek penting dalam pemberian kredit adalah penilaian terhadap agunan yang dijaminkan oleh debitur. Agunan berfungsi untuk memberikan jaminan keamanan bagi pemberi kredit, namun tingkat likuiditasnya sangat memengaruhi keputusan pemberian kredit.Â
Aset yang likuid, seperti uang tunai atau surat berharga, lebih mudah dicairkan jika dibutuhkan. Sebaliknya, aset seperti properti atau mesin memiliki likuiditas rendah karena memerlukan waktu dan biaya untuk dijual.
Contoh yang dapat dijelaskan adalah jika seseorang menjadikan mobil sebagai agunan, proses penjualannya cenderung lebih cepat dibandingkan dengan properti seperti rumah yang mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menemukan pembeli yang tepat.
Analisis Risiko Gagal Bayar
Setiap pemberian kredit tentu memiliki risiko gagal bayar, yang dapat terjadi jika debitur tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran. Oleh karena itu, lembaga keuangan melakukan analisis menyeluruh terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan debitur dalam melunasi kredit. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan utama dalam analisis risiko gagal bayar antara lain: