Mohon tunggu...
Livizea Afnita
Livizea Afnita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Livizea Afnita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sektor Usaha Debitur Sangat Terpengaruh oleh Kondisi Strategi dan Analisis Risiko dalam Pemberian Kredit Untuk Mendukung Usaha dan Pertumbuhan Ekonomi

27 November 2024   13:16 Diperbarui: 27 November 2024   13:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemberian kredit merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kredit dapat membantu memenuhi kebutuhan modal usaha dan mempercepat pengembangan bisnis, terutama bagi sektor yang sering kali kesulitan mengakses pembiayaan melalui saluran tradisional. 

Di Indonesia, program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah dirancang untuk mendukung pengusaha mikro, seperti yang terlihat pada kasus Budi, seorang pengusaha makanan ringan yang mengajukan pinjaman KUR Mikro.

Tujuan dan Manfaat Kredit

Pemberian kredit bertujuan untuk mendukung pengembangan ekonomi melalui peningkatan likuiditas pasar, memperbaiki aksesibilitas pembiayaan bagi pelaku usaha, dan membantu mereka dalam menjalankan usaha. Sebagai contoh, Budi mengajukan KUR Mikro dengan plafon Rp50 juta untuk membeli bahan baku dan peralatan.

 Dengan persyaratan yang telah dipenuhi, seperti memiliki usaha yang sudah berjalan dan mengikuti pelatihan kewirausahaan, Budi dapat mengembangkan produksinya dan meningkatkan pendapatan usaha. Kredit ini memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM untuk memperluas usahanya meskipun mereka tidak bankable.

Tingkat Likuiditas Agunan dalam Kredit

Salah satu aspek penting dalam pemberian kredit adalah penilaian terhadap agunan yang dijaminkan oleh debitur. Agunan berfungsi untuk memberikan jaminan keamanan bagi pemberi kredit, namun tingkat likuiditasnya sangat memengaruhi keputusan pemberian kredit. 

Aset yang likuid, seperti uang tunai atau surat berharga, lebih mudah dicairkan jika dibutuhkan. Sebaliknya, aset seperti properti atau mesin memiliki likuiditas rendah karena memerlukan waktu dan biaya untuk dijual.

Contoh yang dapat dijelaskan adalah jika seseorang menjadikan mobil sebagai agunan, proses penjualannya cenderung lebih cepat dibandingkan dengan properti seperti rumah yang mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menemukan pembeli yang tepat.

Analisis Risiko Gagal Bayar

Setiap pemberian kredit tentu memiliki risiko gagal bayar, yang dapat terjadi jika debitur tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran. Oleh karena itu, lembaga keuangan melakukan analisis menyeluruh terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan debitur dalam melunasi kredit. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan utama dalam analisis risiko gagal bayar antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun