Mohon tunggu...
Livia Wijaya
Livia Wijaya Mohon Tunggu... Dokter - happy

seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi

31 Maret 2019   21:01 Diperbarui: 31 Maret 2019   21:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 23 Maret 2019 saya berkunjung ke suatu museum yang bernama "Museum Perumusan Naskah Proklamasi". Museum ini didirikan pada tahun 1920. Pertama kali museum ini dikelola oleh perusahaan asuransi bernama PT Asuransi Jiwasraya. Tidak hanya PT itu tetapi Inggris dan Jepang juga menguasai.

Saat diambil alih oleh Jepang itu jadi salah satu tempat kediaman Laksamana Maeda. Setelah kekalahan Jepang itu menjadi markas perang untuk tentara Inggris, setelah peperangan selesai, gedung ini ambil alih oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 28 Desember 1981.

Tahun 1982, gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran. Pada akhirnya tahun 24 November 1992 gedung ini dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi karena banyaknya sejarah yang terkandung di dalam gedung tersebut.

Untuk mengunjungi museum itu kira-kira perjalanan 1 jam lebih dari rumah saya yang berdaerah di Cikarang, jika tidak macet. Saya anjurkan jika Anda ingin pergi ke museum perumusan naskah ini pagi jika rumahnya di daerah Bekasi agar tidak macet. Jika mengalami kemacetan bisa 2 jam setengah atau mungkin buruknya 3 jam.

Saat sampai di sana, saya disambut dengan pintu dan kaca-kaca yang identik dengan zaman dahulu, tidak lupa ada bendera. Tidak hanya itu, ada juga penjual-penjual makanan camilan seperti cilor, eskrim, dan lainnya. Jadi, jangan takut kelaparan.

Saat masuk di sebelah kiri ada meja untuk membayar tiket. Karena saya masih pelajar sehingga tiket masuk ke museum hanya 2000 rupiah, yang mana itu harga yang murah untuk mendapat ilmu.

Setelah membayar kita harus mengisi data diri, asal sekolah, dan lainnya. Jika sudah selesai mengisi data diri ada seorang pemandu yang membawa ke suatu ruangan. Di sana kita diberi video sejarah tentang bagaimana kondisi Indonesia sebelum proklamasi hingga proklamasi itu diumumkan untuk menjadi senjata kemerdekaan Indonesia.

Setelah kita menonton video itu di suatu ruangan, kita diperbolehkan untuk berkeliling museum itu. Saat itu, banyak anak sekolah dan juga keluarga yang berkunjung untuk mengetahui apa sejarah Indonesia sebelum merdeka.

Saat berkeliling, pertama kali saya disambut dengan ada meja besar dan kursi banyak. Ada ruangan di sebelah kiri lagi yang berisi 5 sofa untuk bersantai. Di sofa itu tempat di mana Ir Soekarno dan Moh Hatta duduk setelah pulang dari perasingan mereka di Rengasdengklok, Karawang. Di sana Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebarjo diperbolehkan oleh Laksamana Maeda untuk mendiskusikan kemerdekaan.

Meja dan kursi yang digunakan untuk yang lain menunggu perumuskan naskah proklamasi. Jika keluar dari ruangan itu dan melihat ke sebelah sebelah kiri ada patung replika Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo. Terlihat mereka sedang merumuskan teks proklamasi di ruang makan. Di situ perjuangan untuk merumuskan teks proklamasi.

Jika keluar dari ruangan itu terlihat ada banyak kursi dan meja tebal dan besar itu untuk para rombongan lain untuk menunggu naskah proklamasi. Di bawah tangga ada sebuah ruangan yang berisi replika Sayuti Melik sedang mengetik teks proklamasi yang telah dirumuskan.

Di ujung dekat tangga, ada sebuah piano yang bermodel zaman dahulu bersama kursi kayu yang bertujuan untuk mengingatkan bahwa Ir. Soekarno dan Moh.Hatta menandatangani teks Proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik.

Sedangkan di lantai atas ada banyak barang-barang peninggalan zaman dahulu, seperti tas kulit, piringan hitam yang pertama kali merekam Proklamasi kemerdekaan, ada juga dokumen historis, toilet, tempact cuci tangan zaman dahulu dan masih banyak lagi. Ada juga replika kecil dari gedung Perumusan Naskah Proklamasi dari tampak luar.

Tidak hanya banyak replika dan barang-barang lama, tetapi didinding gedungnya terdapat beberapa pajangan yang memberikan informasi seperti siapa saja yang telibat dalam perumusan naskah, lalu ada juga yang mengajarkan sejarah Indonesia merenggut kemerdekaan, ada juga teks proklamasi yang sudah di sah kan agar masyarakat tau bahwa tanpa proklamasi Indonesia tidak bisa bebas dari penjajah.

Di setiap ruangan tersedia audio yang menjelaskan tentang momen -- momen tertentu agar tidak menjadi keliru. Seperti yang ada diruangan saat Sayuti Melik mengetik Naskah Proklamasi, itu dijelaskan ditemani oleh siapa, menggunakan apa.

Setelah saya datang kemuseum ini, saya merasakan betapa sulitnya para pejuang bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan saya bersyukur tidak perlu susah payah berjuang untuk merebut kemerdekaan hingga harus mempertaruhkan nyawa mereka demi kemerdekaan Indonesia yang abadi.

Tugas kita sebagai warga Negara dan anak muda Indonesia hanya menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk Indonesia, seperti meperkenalkan budaya dan hasil karya anak bangsa ke mancanegara, membawakan tarian khas Indonesia saat ada perlombaan di luar negeri, membawa nama baik Indonesia dengan menunjukan prestasi, bakat dan banyak lagi.

Jangan kita sampai membiarkan kemerdekaan yang sudah dirampas dengan sulit, bisa diambil dengan cuma-cuma dengan negara lain. Maka, kita yang masih muda harus bisa menjadi pelindung Negara Indonesia, kita juga bisa membuat inovasi yang abru untuk Negara kita bisa lebih maju, dengan anak muda yang berinovasi kita bisa membangun Indonesia lebih baik.

Kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik harus mengetahui sejarah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan kita mengetahui sejarah yang dimiliki, semakin kita memunculkan rasa cinta terhadap bangsa kita Indonesia.

Jika sudah bermuculan rasa cinta terhadap Indonesia, kita bisa semakin menjaga dan melindungi bangsa kita sendiri. Jika terjadi sesuatu terhadap bangsa kita, masyarakat Indonesia siap untuk menghadapi semuanya, karena memiliki rasa cinta yang tinggi.

Maka, mari kita pergi ketempat bersejarah yang ada karena kita bisa belajar dari sejarah. Dengan ke museum kita bisa menambah wawasan dan rasa cinta dengan harga yang murah.

Jika anda orang tua, ajak anak anda pergi kemuseum karena museum tempat yang menambah wawasan anak anda, tetapi jika anak sekolah pergi ke museum untuk mendapat suatu wawasan sejarah dan juga mendapat pesan moral karena lewat sejarah banyak hal bisa dipelajari.

Mulai dari pesan moral perjuangan, moral kesedihan, moral kehilangan dan masih banyak moral yang bisa diambil dari sejarah terkhusnya sejarah bangsa Indonesia yang memiliki rasa naik dan turun. Ayo datang ke museum, karena jika berkunjung ke museum tidak ada rugi karena, kita bisa mendapat ilmu. Ayo ayo.. ke kita pergi ke museum, pergi kemuseum ga merugikan loh!!!

Piano yang digunakan untuk menandatangani teks proklamasi (dok. pribadi)
Piano yang digunakan untuk menandatangani teks proklamasi (dok. pribadi)

 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

dokumen penting (dok. pribadi)
dokumen penting (dok. pribadi)

2

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun