Mohon tunggu...
liviany chang
liviany chang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

@li.love.ch

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kakak Adik

31 Oktober 2023   19:07 Diperbarui: 14 Maret 2024   20:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku sayang kamu", kata seorang gadis yang sedang tersipu malu.
"Aku juga", jawab seorang laki-laki di sampingnya.
"Jadi, ayo pacaran", sahut gadis itu kembali.
"Kamu lupa aku sudah punya pacar", kata laki-laki itu dengan santai. 

Aku menyukainya sejak lama, jika dihitung-hitung sudah 5 tahun. Dari awal, dia bahkan sudah tahu aku suka padanya, walau begitu setiap balasan darinya sangat menjengkelkan. Aku kenal dia lebih dulu dari pacarnya saat ini, tapi mengapa dia jatuh hati dengan gadis itu. Aku akui gadis itu "menarik" tapi aku tidak kalah jika harus disandingkan. Memang terlihat percaya diri, tapi mencintai diri sendiri itu sebuah keharusan. 

Dengan berdasarkan kalimat "kakak adik", dia selalu menolak diriku. Hello, aku tidak mau jadi adikmu tahu. Lihat aku sekali saja sebagai seorang perempuan dan bukan adik kecil yang manis. Aku bukan lagi anak-anak yang suka bermain, aku ingin lebih dari hubungan saudara ala-ala. Namun apa daya, aku juga tidak bisa memaksa. Aku tidak boleh terlalu egois, tentunya itu haknya untuk memiliki hubungan dengan siapapun. 

Tetapi apakah aku hanya akan pasrah dan menunggu. Bagaimana jika nantinya, mereka benar-benar menikah, apakah aku akan tetap berharap seperti ini. 

Hari ini adalah hari mereka kencan dan aku hadir di tengah-tengah mereka. Rasanya seperti nyamuk yang menganggu kemesraan. Mereka tertawa bersama dan saling bercerita sedangkan aku hanya bermain HP sambil cemberut. Tidak lama, gadis cantik itu tersenyum kepadaku. Menanyakan hal-hal sederhana untuk membuatku lebih nyaman. Ya, dia tidak hanya cantik tapi baik hati. Jika menjadi laki-laki, aku pun akan mempertimbangkannya sebagai kekasih. 

Gadis itu kemudian berbicara kembali dan pernyataannya sangat membuatku terkejut. Berhubung pacar gadis itu (laki-laki yang kusukai) pulang duluan karena urusan pekerjaan, maka munculnya pernyataan tak terduga ini "Pacarku tampan bukan, kamu suka dari lama ya. "

Deg, aku harus jawab apa sekarang. Tapi tak lama aku langsung menganggukkan kepala. 

Lantas, gadis itu kembali berkata, "kamu gadis yang manis, terkadang aku iri karena dia sering memperhatikanmu. Aku tahu sejak awal kamu menyukainya dari tatapan matamu yang tidak pernah melepaskannya. Maaf ya, bukan bermaksud untuk merebutnya darimu. Tetapi, kamu tahu cinta datang begitu saja dan aku tidak menyangka jika dia merasakan hal yang sama. Aku menyayangimu, bisakah kamu juga memperlakukanku seperti seorang kakak."

Di saat itu aku merasa seperti penjahatnya, aku mulai berpikir jika sejak awal aku ini sangat egois tapi tidak sadar diri. Di satu sisi, aku menginginkannya namun ada orang lain yang telah menghiasi hatinya.
Ternyata aku masih seperti anak kecil ya, kukira aku sudah bertumbuh.

Aku memeluk gadis itu dan berkata aku lebih menyukaimu dari pada dia. Hubungan ini semakin membaik dan aku belajar suatu hal dari pertemuan ini. Aku juga menemukan saudara perempuan yang memperlakukanku dengan baik sebagai ganti seorang pacar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun