Bewarna kuning kecoklatan, berbau tak sedap dengan tekstur agak encer.
Setelah mengendap bewarna kuning dengan tekstrur yang encer.
Kesimpulan
Penjernihan minyak jelantah dilakukan secara fisik dengan menggunakan adsorben (karbon aktif) dan secara kimia dengan menambahkan etanol dan HSO (katalis) dilakukan dengan proses pengadukan dan diamkan sampai mengendap. Faktor yang mempengharui proses penjernihan ini antara lain : kecepatan dan waktu pengadukan, luas permukaan, waktu pengendapan, temperature, pH, jenis dan karakteristik adsorben. Semakin lama waktu pengadukan dan pengendapan, maka minyak yang dihasilkan semakin jernih.
Â
Saran
Saran saya jika ingin melakukan penelitian pengolahan minyak jelantah ini, pada proses pengolahan secara fisik maupun kimia dapat juga melakukan pengamatan terhadap suhunya. Jadi dapat melihat perbedaan dan pengaruh pada suhu terhadap penjernihan minyak jelantah.
Daftar pustaka :
Al Qory, D. R., Ginting, Z., & Bahri, S. (2021). Pemurnian Minyak Jelantah Menggunakan Karbon Aktif dari Biji Salak (Salacca Zalacca) Sebagai Adsorben Alami dengan Aktivator H2SO4. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 10(2), 26-36.
Muhammad, H. N., Nikmah, F., Hidayah, N. U., & Haqiqi, A. K. (2020). Arang aktif kayu leucaena leucocephala sebagai adsorben minyak goreng bekas pakai (minyak jelantah). Physics Education Research Journal, 2(2), 123-130.
Lempang, I. R. (2016). Uji kualitas minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan di manado. PHARMACON, 5(4).
Alamsyah, M., & Kalla, R. (2017). Pemurnian minyak jelantah dengan proses adsorbsi. Journal Of Chemical Process Engineering, 2(2), 22-26.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H