“Memang.”
“Bukan, dari tetangga sebelah.”
“Bisa jadi saya menjadikan tetangga sebelah sebagai perantara, atau justru menjadikan uangmu sebagai perantara, untuk ditukarkan dengan kursi di toko kuno kesukaanmu. Tapi mana mungkin kamu mau mengangkatnya ke rumah.”
“Bagaimana cara kerja kursi itu?”
“Bagaimana cara kerja mobil, motor, sepeda?”
“Mobil, motor dan sepeda bukan digunakan untuk menjelajah waktu.”
“Apakah kursi itu untuk menjelajah waktu?”
“Bukankah seharusnya saya yang bertanya demikian?”
“Apakah kamu bertanya?”
“Jadi kapan kita berangkat?”
“Nanti kalau kamu sudah siap.”
“…”
“Kamu tidur cepat hari ini, Lekha.”
“Sejak A mati.”
“Dulu tidak ada satu pun malam yang terlewat untukmenantinya?”
Lekha mengangguk, hendak memuntahkan air mata sebanyak-banyaknya. Tapi air mata yang ia muntahkan beberapa bulan terakhir ini tidak pernah memperbaiki keadaan. Lekha sudah belajar. Lekha mengerti.
“Lekha.”
“Ya?”
“Ceritakan tentang kamu. Apa saja.”