Meski merupakan bagian dari Black Mirror, namun film yang disutradari oleh Carl Tibbetts ini adalah sebuah film utuh dengan durasi lebih dari satu jam.Â
Sehingga apabila Kompasianer belum pernah menonton serial Black Mirror sebelumnya, Kompasianer tetap dapat menonton film ini dan memahami alurnya dengan sangat baik.Â
Memang ada beberapa sangkut paut dengan episode-episode Black Mirror yang lain, seperti gadget yang digunakan, dan referensi terkait episode-episode tersebut, namun hal itu sama sekali tidak mempengaruhi keutuhan pengalaman menonton White Christmas sebagai satu film utuh.
Hal ini dikarenakan, penggunaan gadget dalam White Christmas dijelaskan ulang oleh tokohnya dengan sangat gamblang melalui dialog-dialog yang tersaji, dan referensi pada episode-episode lain juga sama sekali tidak mengganggu plot film ini. Â
Ketika kedua tokoh utama sedang bertukar kisah di masa lalu, kita disuguhkan adegan-adegan flashback yang sangat menarik. Setiap kisah flashback seolah adalah sebuah film pendek sendiri, jadi bisa dibilang, penonton disuguhi tiga film pendek di dalam sebuah film panjang.Â
Adegan-adegan flashback ini juga memberikan clue di sana-sini terkait dengan ending film ini. Biar begitu, film ini tidak menuntut penontonnya untuk berpikir keras, jadi Kompasianer bisa duduk manis saja dan menonton karena di akhir film, ketika mencapai bagian twist-nya, semuanya akan sangat jelas dan sangat bisa dimengerti.
2. What Happened to Monday (2017)
Plot
Karena dunia mengalami overpopulasi, semua keluarga diharuskan memiliki satu anak saja. Seorang kakek bernama Terrence Settman (Willem Dafoe) memberikan satu identitas -kepada tujuh cucu kembarnnya (yang diberi nama Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday dan Sunday)- sebagai Karen Settman (Noomi Rapace) agar mereka tetap dapat tinggal bersama. Suatu hari, Monday menghilang.