Plot
Kyle Pratt (Jodie Foster), seorang insinyur mesin pesawat terbang memutuskan untuk terbang pulang ke rumah orang tuanya di New York setelah suaminya meninggal dunia akibat bunuh diri. Ia membawa serta anak perempuannya, Julia (Marlene Lawston) yang masih berusia enam tahun, sekaligus jenazah suaminya.
Ketika berada di dalam pesawat, tiba-tiba Julia hilang begitu saja. Para kru pesawat sudah membantu mencarinya namun hasilnya nihil. Anehnya, tak ada tanda apa pun, bahkan tiket dan boarding pass Julia juga ikut raib. Yang lebih mengejutkan adalah, seorang pramugrari mengatakan bahwa nama Julia tidak ada dalam daftar penumpang pesawat.
Hal ini membuat orang-orang berpikir Kyle memiliki gangguan jiwa karena berhalusinasi tentang keberadaan Julia. Sementara itu, ada dugaan Julia sudah meninggal dunia bersama dengan ayahnya. Biar begitu, Kyle tetap berusaha mencari anaknya ke seluruh sudut pesawat yang ditumpanginya itu.Â
Opini
Meski rilis tahun 2005, namun alur film ini masih sangat relevan dengan keadaan saat ini. Ketika menonton film ini, penonton cenderung menerka apakah sebenarnya Julia benar-benar nyata atau hanya khayalan sang ibu. Ending plot twist film karya Robert Schwentke ini tidak sebegitu mengejutkannya apabila dibandingkan dengan film-film lain yang dibahas dalam artikel ini. Biar begitu, alur proses pencarian Julia diperankan dengan sangat baik oleh para aktor sehingga penonton ikut penasaran dan was was.
Seperti halnya Exam, meski di imdb.com film ini tergolong mystery thriller, namun lagi-lagi menurut saya film ini hampir tidak thriller dan didominasi mystery saja. Saya rasa film ini dapat dinikmati oleh siapa saja, karena tidak dibutuhkan pengintepretasian penonton dan alur serta dialognya sangat mudah dimengerti. Bisa dibilang, Flightplan merupakan salah satu film ringan yang bagus sekali dan tidak monoton.
Sedikit opini personal yang out of context, saya rasa film ini juga layak untuk dianjurkan ditonton oleh anak-anak di bawah umur yang sedang beranjak remaja. Jika mereka ingin menonton film yang lebih terkesan "dewasa", ketimbang menonton film-film bergenre full romance (yang memang belum cocok dengan usia mereka), film-film jenis ini lebih baik karena di usia mereka yang kecerdasannya sedang berkembang, mereka perlu asupan hiburan yang baik pula.
4. Buried (2010)