"Pukul 12 kurang 12!" sorak Luana sambil membentangkan tikar besar di tengah ruangan.
Kami duduk sila, melingkar, bersiap bercerita ten...
"Hei Alka, lepas saja topimu. Di sini tidak ada yang mengataimu racun meski rambutmu biru."
"Oh ya."
"Sejujurnya, Alka, rambutmu juga tak perlu dipotong sependek itu."
Sejak kemarin, kami berencana membuat sesi cerita pada malam hari. Masing-masing dari kami harus membagikan ketakutan-ketakutan terbesar kami di semesta.
"Kamu yang mulai dulu, Alka."
Lantas saya menceritakan ketakutan terbesar saya. Saya takut suatu hari warga kota memutuskan untuk membakar rumah saya saat saya terlelap, karena rambut saya biru. Mereka memakai topeng putih polos yang seragam, seolah-olah selama ini mereka selalu berpikir dan bertindak seragam.
"Mereka mungkin juga muncul dengan wajah yang menyeramkan," sambar Jika Saja.
"Tidak," ujar saya cepat. Wajah-wajah menyeramkan yang muncul di jendela beberapa detik lalu lenyap. "Wajah mereka tidak menyeramkan karena mereka juga manusia."
... manusia-manusia berambut gulali merah muda.