Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terjebak Dalam Genggaman

6 Agustus 2017   10:39 Diperbarui: 6 Agustus 2017   23:01 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hei! Pernahkah kamu merasa dunia begitu kecil? Kamu besar namun kamu sendiri. Mungkin kamu ada dalam saku celana. Kamu bisa saja merangkak keluar jika kamu mau. Saya pernah mengenal seorang gadis yang terjebak dalam genggaman. Bukan saja dunia terasa kecil baginya, tapi juga temaram, panas, dan tidak ada jalan keluar.

"Berada dalam genggaman membuat saya merasa aman dan dimiliki," ujarnya sambil menunduk, "namun saya tak pernah tahu apa yang dilakukan penggenggam, atau apa yang ia lakukan dengan genggaman tangannya yang lain."

"Saya tidak tahu dia pakai gelang apa. Mungkin terbuat dari kulit dan bertali-tali, mungkin karet. Bisa jadi, dia tak memakai gelang sama sekali," katanya lagi.

Saya mengangguk, "Dia mungkin suka pakai jam tangan."

"Saya bisa mendengar suara detik jarum jam dari dalam. Tapi saya tak pernah tahu jam tangan apa yang dipakainya. Jam tangan baja yang rumit, atau jam tangan yang kulit yang sederhana dan ringan."

"Kamu juga mungkin tak pernah tahu waktu?"

"Waktu terhenti dalam genggaman. Hanya ada satu malam yang panjang sekali. Suara detik jarum jam bagai lagu yang diputar terus-menerus."

"..."

"Bukan hanya waktu, saya bahkan tak tahu rupa saya. Apakah wajah saya menua, apakah saya memiliki kantung mata."

"Kamu lupa mencintai diri kamu sendiri."

"Ya."

***

Pluk!

Rumput? Saya dijatuhkan ke rumput? Sepertinya ini taman kota. Ada sebuah cermin besar di hadapan saya. Maka saya mencoba untuk berbicara pada bayangan di cermin, meski terasa kaku awalnya karena sudah lama tak bercakap.

"Pernahkah kamu merasa dunia begitu kecil? Kamu besar namun kamu sendiri. Mungkin kamu ada dalam saku celana. Kamu bisa saja merangkak keluar jika kamu mau. Saya pernah mengenal seorang gadis yang terjebak dalam genggaman. Bukan saja dunia terasa kecil baginya, tapi juga temaram, panas, dan tidak ada jalan keluar."

Sebelum bayangan di cermin menanggapi, saya memandang sekeliling. Ada manusia-manusia yang sedang berjalan. Beberapa mengepalkan tangan kiri, sisanya mengepalkan kedua tangan mereka.

Di hadapan cermin besar,

6 Agustus 2017, L

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun