Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Luana, Apa Cita-citamu?

6 April 2017   19:01 Diperbarui: 6 April 2017   19:12 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Adik kecil, buat apa seseorang menerormu tentang mimpi. Semua orang di kota ini tahu bahwa cita-cita setiap orang adalah jadi pelukis. Pulanglah ke rumah, membantu ibu membersihkan rumah, cuci kaki dan tidur segera.”

“Saya punya bukti terornya, Pak Polisi.”

Namun polisi hanya terbahak, mengambil secangkir kopi yang ada di meja, dan masuk ke dalam. Luana ditinggalkan sendirian di bagian depan kantor polisi. Maka Luana pulang dan memutuskan menyelidiki sendiri siapa pengirim misterius itu. Namun semakin jauh ia menerka pengirimnya, semakin jauh ia berpikir benarkah ia ingin jadi pelukis.

Benarkah saya ingin jadi pelukis?

Benarkah saya ingin jadi pelukis?

Luana membuat e-mail baru.

dubium@mail.com

Klik!

“Apa?”

Anda sudah mendaftarkan alamat e-mail ini sebelumnya. Silakan lakukan prosedur login.

Luana menengok nota kecil yang ia tempel di sudut cermin riasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun