Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Resensi] Semua Kisah yang Datang dari Kekasih Selalu Terdengar Indah

11 Februari 2017   13:38 Diperbarui: 12 Februari 2017   17:58 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, Kompasianer!

Kali ini saya akan membagikan sudut pandang saya mengenai sebuah buku fiksi unik karya Agus Noor, berjudul “Cerita Buat Para Kekasih”. Sedikit intermezzo, baru-baru ini beliau, Sang “Pangeran Kunang-Kunang” sendiri, menjual buku ini edisi bertanda tangan. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada penikmat karya beliau untuk merasa lebih dekat lagi dengan beliau. Jujur, saya bukan penikmat yang mengetahui Agus Noor sejak dulu. Saya baru beberapa bulan ini membaca karya-karya beliau, dan saya jatuh cinta sejak karya pertama kali membaca karya beliau (karya pertama yang saya baca adalah “Hikayat Anjing”). Sejak saat itu, saya banyak membaca karya beliau dan sedikit menyesal karena terlambat tahu tentang beliau.

Kembali ke buku yang akan saya bahas, buku yang ditulis oleh sastrawan yang lahir di Tegal tanggal 26 Juni 1968 ini, berisi puluhan cerita pendek khas beliau, serta disisipi dengan foto-foto hitam putih yang ciamik.

Kisah-kisah yang ada dalam buku ini sangat beragam. Mulai dari kisah-kisah cinta sederhana yang manis nan melankolis, sampai kisah-kisah absurd cerdas nan berkelas yang mengandung banyak metafor. Keberagaman itulah yang membuat saya agak kesulitan jika harus menentukan dengan pasti satu “kategori” yang paling tepat untuk menamai keseluruhan kisah di sini.

Gaya bahasa yang digunakan dalam buku ini menurut saya cukup sederhana, namun benar-benar berkarakter. Beragam kisah-kisah unik dipersatukan oleh satu karakter gaya bahasa yang kuat. Sehingga apabila diibaratkan makanan, buku ini seperti kari, kaya rasa dan lezat!

Dari semua kisah yang ada dalam buku ini, ada dua kisah yang paling menarik bagi saya, yaitu “Gadis Kecil” dan “Buronan”. Kedua kisah tersebut memiliki gaya penulisan yang belum pernah saya tahu sebelumnya. Ada semacam “pengulangan” yang unik, di mana si tokoh utama mengalami suatu kejadian terus menerus tanpa merasa heran. Anehnya, justru tokoh utama lebih heran pada hal-hal lain yang sebenarnya bersifat sehari-hari ketimbang kejadian berulang-ulang yang dialaminya. Sungguh menarik pola pikir tokoh-tokoh di sini!

Selain itu, ada juga kisah berjudul “Perempuan Berkuteks Merah”. Kisah ini menceritakan seorang perempuan cantik yang menikahi seorang lelaki buruk rupa, sehingga membuat sahabatnya bertanya-tanya. Tebak siapa nama perempuan itu... Nay! Lengkap dengan teman-teman Nay yaitu Ara dan Anya. Tentunya nama-nama tersebut tidak asing lagi di telinga para penikmat sastra Indonesia. Nay, Ara dan Anya adalah nama tokoh yang sering sekali muncul di fiksi-fiksi Djenar Maesa Ayu. Hal tersebut diperjelas dengan pengakuan Nay bahwa ibunya adalah “lintah”, mengingat lintah adalah salah satu hewan yang digunakan Djenar sebagai metafor, juga menjadi judul dari salah satu cerpennya. Mungkinkah kisah ini semacam spin off dari kisah-kisah Djenar? Entahlah, yang pasti saya sebagai pembaca karya-karya Djenar merasa kisah ini adalah sebuah surprise kecil yang menyenangkan.

Ada juga kisah-kisah yang membuat saya sebagai pembaca harus berpikir dua kali atau lebih untuk mencernanya, yaitu “Pesan Terakhir” dan “Teka-Teki Tiga Terdakwa”. Kedua kisah tersebut bentuknya seperti riddle sehingga otomatis membuat pembaca berpikir karena terus bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Pembaca tentunya merasa seketika menjelma menjadi Si Detektif sendiri, tokoh utama kedua kisah tersebut.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Masih banyak kisah-kisah memikat lainnya yang tidak mungkin saya bahas satu persatu dalam artikel ini. Ada kisah tentang seekor kupu-kupu yang telah reinkarnasi dan mampir ke mimpi ibu negara, seorang gadis kecil yang muncul di kandang kuda tanpa ayah-ibu, seorang laki-laki yang mengawetkan istrinya dalam akuarium, dan lain-lain. Semuanya unik. Yang pasti, buku ini dapat menjadi media hiburan serta media edukasi bagi penulis-penulis muda yang ingin belajar lebih karya sastra kontemporer. Akhir kata, buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca karena... seperti yang tertulis di balik buku ini, "Bukankah semua kisah yang datang dari kekasih akan selalu terdengar indah?"

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
-

Keterangan Buku

  • Judul: Cerita Buat Para Kekasih
  • Penulis: Agus Noor
  • Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
  • Tahun: 2017 (cetakan kedua)
  • Editor: Mirna Yulistianti
  • Foto dan layout isi : adimodel
  • Desainer cover: Suprianto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun