Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Jika Saja Lupa Menghilangkan Angkasa

14 Januari 2017   09:41 Diperbarui: 14 Januari 2017   17:39 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mencelupkan kaki sedikit ke air.

“Dingin.”

“Tidak apa-apa, Luana. Air kolam renang memang selalu dingin di awal, namun lama-lama tidak terasa apa-apa.”

Saya mengangguk, lalu masuk ke dalam kolam renang. Rasanya masih dingin. Saya memutuskan untuk menyelam agar terbiasa dengan dinginnya. Angkasa memutuskan untuk menunggu di pinggir kolam. “Nanti menyusul," katanya sambil meneguk segelas air es.

Saya terus menyelam. Lantai kolam warnanya putih saja, padahal biasanya ada lantai biru juga. Tapi putih saja jauh lebih bagus. Untuk apa ada warna biru? Kesannya seperti mau bersaing dengan birunya air. Hari ini air cuma bersaing dengan Angkasa, karena dia biru, selalu begitu.

Ketika sedang menyelam seperti ini, saya sering berpikir, bagaimana jika seluruh dunia hilang ketika saya mengangkat kepala ke permukaan? Bagaimana jika dunia kiamat ketika saya sedang sibuk memandangi lantai kolam renang?

“Klik!” Jika Saja berdiri di hadapan saya, ia baru saja menjentikkan jari. Saya mengintip ke luar kolam. Semuanya putih, tidak ada warna lain. Tidak ada langit atau Angkasa. Jika Saja baru saja menghilangkan dunia.

Saya mau keluar dari kolam renang tetapi kaki saya kaku. Ada rasa dingin yang muncul di telapak kaki, lantas menjalar perlahan ke atas.

*

“Kenapa airnya dingin sekali?”

“Es batunya segunung!”

“Dasar. Hahaha!”

“Eh, A. Ada sesuatu yang terperangkap di es batu yang itu! Mungkin para peri!”

“Ah, paling cuma serangga. Sebentar, saya buang dulu es batu yang ini.”

12 Januari 2017, Livia Halim

-

Merangkak | Minum | Menghilang | Menginap | Mengunyah | Melihat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun