Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Mengunyah Angkasa

21 Februari 2016   16:51 Diperbarui: 21 Februari 2016   18:32 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Berhenti mencoba mengikatnya dengan narasi, Luana,” sebuah suara yang pernah saya kenal baik terdengar. Saya menoleh, rupanya Jika Saja kembali.

“Kenapa? Saya melakukan ini agar ia dapat dengan mudah saya kenang, agar rupanya tidak hilang begitu saja dalam memori saya.”

Jika Saja menepuk pundak saya pelan, “kamu selalu terlambat menemukan saya, Luana. Saya bukan pengendali waktu. Saya tahu kelak kamu akan membutuhkan saya kala ingin membakar narasi itu. Maka saya datang ke sini lebih awal, agar kamu berhenti melakukan hal bodoh lagi.”

“Hal bodoh apanya?”

“Tadi saya melihat Angkasa sudah terikat dalam narasi yang lain, ia berdiam di dalam sebuah buku dongeng. Seorang gadis kecil memeluk buku itu dengan mata berbinar-binar penuh harap.”

“Siapa gadis kecil itu?”

“Siapa lagi, Luana. Itu kamu yang dulu.”

 

21 Februari 2016, Livia Halim

 

Illustration source: www.markryden.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun