Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film-Film Mind Bending

24 Januari 2016   16:52 Diperbarui: 9 Februari 2016   17:36 3769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar

 

Halo Kompasianer!

Kali ini saya akan membagikan beberapa film menarik yang telah saya tonton. Film-film berikut ini saya kategorikan sebagai film-film mind bending. Hal tersebut dikarenakan plot dari film-film ini sangat amat tidak biasa, unik, memiliki banyak twist di sepanjang film dan ending dari setiap film pun tidak terduga. Sebagian juga termasuk film-film berjenis unreliable narrator.

Dalam artikel ini, saya akan membagikan pengalaman saya ketika menonton film, memberikan opini pribadi dan tentunya menyertakan plotnya. Oh ya, film-film berikut ini sangat menarik dan saya rasa dapat menjadi bagian dari “must movies to watch before we die”! Yeay!

Ada empat film mind bending yang akan saya review dalam artikel kali ini, meski sebenarnya saya masih mengantongi banyak sekali film seru yang sejenis, tapi kemungkinan akan saya review lagi di artikel tentang film yang selanjutnya.

Oke, selamat menyimak!

 

1. Gone Girl (2014)

sumber gambar

Gone Girl merupakan film dengan plot paling jungkir balik yang pernah saya tonton sejauh ini. Film bergenre crime drama mystery ini diperankan oleh sederetan aktor dan aktris papan atas yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya, seperti Ben Affleck, Rosamund Pike, dan Neil Patrick Harris. Meski judul film ini terasa tidak menarik, namun filmya sangat bertolak belakang. Film ini sangat menarik dan seru, serta berbeda dari film-film pada umumnya. Oh ya, meski menurut IMDB film ini bergenre crime drama mystery, namun sebenarnya ada semacam genre lain yang tersembunyi. Genre tersembunyi tersebut baru ditemukan sekitar setelah lebih dari setengah jam menonton film ini!

Saya berkali-kali disuguhi kejutan ketika menonton film ini. Karena sebelum menonton filmnya, saya sudah sempat mendapat informasi bahwa film ini twisted, maka saya sudah mempersiapkan beberapa kemungkinan ending ketika menontonnya, seperti “ah ini sih pasti akhirnya begini…”. Namun ternyata, dugaan saya (dan mungkin juga dugaan para penonton lain) merupakan bagian dari strategi yang tampaknya memang sudah disusun oleh pembuatnya. Jadi, penonton memang diarahkan dulu untuk menduga-duga suatu kemungkinan, namun ternyata berikutnya plot film ini di-twist dan twist lagi sehingga akhirnya saya memutuskan untuk berhenti menerka dan menikmati saja alurnya yang sangat unik.

Meski ketika menonton trailernya, film ini terasa biasa saja, namun film yang disutradarai oleh David Fincher ini sebenarnya jauh sekali dari kata “biasa saja”. Beberapa menit pertama film ini memang seperti film misteri pembunuhan biasa, namun lama-kelamaan, penonton akan dibawa terbang jauh ke sisi lain yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Dulu saya sering mendengar orang-orang berkata “nyesel kalau ga nonton!” ketika sedang mengomentari suatu film dan menganggap kalimat tersebut aneh, mengapa mesti menyesal hanya karena tidak menonton film tertentu? Paradigma saya berubah sejak menonton film ini, bisa jadi film ini merupakan definisi sebenarnya dari kalimat tersebut. Pokoknya keren sekali!

Trailer Gone Girl bisa dilihat di sini, ya!

Plot

sumber gambar

Film ini berpusat pada seorang laki-laki bernama Nick Dunne (Ben Affleck) yang memiliki seorang istri yang cantik bernama Amy Dunne (Rosamund Puke). Suatu hari, ketika Nick pulang ke rumah, Amy hilang dan ruang tamunya berantakan. Kemudian Nick panik dan melapor kepada polisi setempat.

Polisi setempat yang dipimpin oleh Detektif Rhonda (Kim Dickens) berusaha mencari tau siapa pembunuh Amy dengan cara menginvestigasi rumah Nick dan Amy. Serangkaian proses investigasi inilah yang kemudian secara perlahan juga menguak genre tersembunyi dari film ini.

 

2. Stonehearst Asylum (2014)

 

sumber gambar

Film Stonehearst Asylum merupakan salah satu film yang saya sukai secara whole packadge, mulai dari setting era waktunya, tema yang diambil, plotnya, dan lain-lain. Tampaknya, kalau pun seandainya film ini tidak memiliki plot yang jungkir balik dan sulit ditebak endingnya, saya akan tetap menyukainya.

Awalnya saya memutuskan untuk menonton film karena tertarik pada genrenya (drama horror mystery) dan posternya yang ‘gothic banget’. Saya terkadang berpikir pendek, kalau lihat poster film gothic maunya langsung nonton saja, tidak peduli ceritanya apa. Haha.

Setelah menontonnya, rupanya film ini sama sekali tidak mengecewakan saya, dan justru sebaliknya. Film ini jauh di atas ekspektasi awal saya. Ada banyak twist yang tidak terduga sepanjang film, yang membuat saya berkali-kali berkata-kata “Oh, jadi gini…” berkali-kali, bahkan hingga beberapa detik sebelum film ini tamat.

Pemeran-pemerannya sebenarnya bukan aktris dan aktor yang cukup familiar di telinga saya, seperti Kate Beckinsale, Jim Sturgess, Michael Caine, Ben Kingsley, David Thewlis, dan Brendan Gleeson. Namun, mereka semua mampu memerankan karakter masing-masing dengan baik dan kuat.

Trailer Stonehearst Asylum bisa ditonton di sini, ya!

Plot

sumber gambar

Film ini berlatar belakang tahun 1988. Kala itu ada seorang dokter muda bernama Edward Newgate (Jim Strugess). Ia pergi ke sebuah rumah sakit jiwa di Inggris bernama Stonehearst Asylum untuk bekerja magang. Di sana, ia bertemu dengan seorang dokter senior bernama Dr. Lamb (Ben Kingsley) dan seorang pasien rumah sakit jiwa yang cantik bernama Eliza Graves (Kate Beckinsale). Saya pribadi selalu suka sekali dengan semua gaun-gaun cantik nan gothic yang dipakai Eliza.

Di rumah sakit jiwa itu, Edward mempelajari metode-metode pengobatan baru yang belum pernah ia temui sebelumnya dari Dr. Lamb. Namun lama-kelamaan, ia merasa pengobatan yang dilakukan oleh Dr. Lamb mulai di luar batas kewajaran. Bahkan, mulai banyak kejadian-kejadian aneh yang selanjutnya terjadi. Edward berusaha mencari tahu misteri apa yang tersimpan di baik kejadian-kejadian aneh di rumah sakit jiwa itu, hingga akhirnya ia sadar, tidak ada siapa pun di sana yang sanggup menolongnya dan ia harus berjuang sendiri.

 

3. Vanilla Sky (2001)

sumber gambar

Ini film bergenre surealisme pertama yang saya tonton dan saya rasa keren sekali. Seperti halnya film-film berjenis mind bending lainnya, film ini juga mengandung banyak plot twist, namun mengingat ini adalah film surealisme, jadi ada beberapa interpretasi yang bisa didapatkan/ ditentukan sendiri oleh Kompasianer ketika tiba pada akhir film. Ada setidaknya lebih dari tiga interpretasi ending yang saya dapatkan ketika menonton film ini, namun mungkin Kompasianer bisa mendapatkan lebih dari itu. Hehe. Bahkan di Wikipedia, ada lima interpretasi endingnya. Wow! Oh ya, saya juga merasa film ini bisa jadi media edukasi buat Kompasianer yang masih bertanya-tanya sebenarnya genre surealisme itu seperti apa, karena memang tidak banyak film yang mengangkat genre ini. Aktris dan aktor yang memerankan film ini tidak main-main. Ada Tom Cruise, Penélope Cruz, dan Cameron Diaz.

Film ini diadaptasi dari sebuah film yang lebih lawas lagi berjudul Open Your Eyes (1997), di mana kalimat “open your eyes!” sendiri juga menjadi salah satu term paling penting dalam film Vanilla Sky.

Beberapa menit awal film ini sangat membosankan menurut saya, namun saya tetap meneruskan menonton karena label genre surealisme yang yang menjanjikan. Haha. Lama-kelamaan film ini menjadi semakin seru dan semakin membuat bertanya-tanya. Plot surealisme yang khas kental sekali dalam film ini, plot yang datar-datar-mulai tidak datar-aneh-aneh sekali-aneh sekali sampai tidak bisa dicerna lagi. Begitulah.

Vanilla Sky ini tampaknya merupakan salah satu film kesukaan saya sepanjang masa, juga merupakan salah satu alasan saya mengapa saya akhirnya memutuskan untuk masuk ke genre menulis saya saat ini, surealisme. Jadi, bisa dibilang film Vanilla Sky merupakan sebuah film yang memiliki “peran” cukup besar dalam hidup saya. Film ini semacam pintu yang kemudian mengantarkan saya ke dunia yang menghilangkan tembok pembatas antara dunia nyata dan halusinasi.

Trailer Vanilla Sky bisa ditonton di sini, ya!

Plot 

sumber gambar

Ada seorang pria kaya bernama David Aames (Tom Cruise) yang memiliki seorang pacar bernama Julie Gianni (Cameron Diaz), namun suatu hari ia bertemu dengan seorang gadis lain bernama Sofia Serrano (Penelope Cruz), yang kemudian memikat hatinya.

Julie tidak bisa menerima kenyataan bahwa David menyukai orang lain lebih daripada dirinya. Suatu siang, karena terbawa emosi, Julie akhirnya memutuskan untuk menabrakkan mobil yang sedang mereka berdua tumpangi. Setelah itu, pandangan David menjadi gelap.

Ketika David terbangun, rupanya wajahnya sudah rusak parah dan ia mendapati Julie sudah meninggal dunia.

Setelah itu, David memutuskan untuk menemui Sofia. Rupanya Sofia menerimanya apa adanya meski David sendiri merasa tidak percaya diri dengan rupanya. Mereka juga sempat bertengkar namun akhirnya semuanya baik-baik saja, setidaknya begitulah yang awalnya David kira.

Anehnya, suatu kali David dituduh membunuh Sofia, dan rupanya Julie masih hidup. David mulai menyadari bahwa ia ada di sebuah dunia yang tidak bisa ia pahami. Ia hidup bukan di bawah langit biru, tetapi dibawah “Vanilla Sky”, sebuah langit yang dilukis oleh tangan artistik Claude Monet di atas kanvas.

 

4. Fight Club (1999)

sumber gambar

Oke, film Fight Club ini diadaptasi dari salah satu novel keren berjudul sama yang penulisnya unik sekali, Chuck Palahniuk. Sama seperti Gone Girl dan Stonehearst Asylum, film ini juga menyembunyikan sebuah genre, di mana genre yang tercatat di IMDB adalah drama. Tapi percayalah, film ini sangat jauh dari sekedar “drama”.

Ada Brad Pitt, Edward Norton, dan Helena Bonham Carter yang memerankan film ini. Film ini awalnya cukup membosankan, namun saya mulai berpikir jangan-jangan beberapa film mind bending memang dibuat membosankan dulu di awal, agar penonton “pasrah” saja terbawa alurnya, baru kemudian dimunculkan twist-twist yang mengejutkan. Entahlah. Namun menurut adik saya (yang merekomendasikan film ini juga), film ini sama sekali tidak membosankan dan seru walaupun pada saat kita belum bertemu dengan twist-nya.

Film ini sangat recommended untuk ditonton, Kompasianer juga bisa berkenalan dengan karakter plot Chuck Palahniuk yang unik dan aneh. Oh ya, “Unik dan aneh” yang saya katakan di sini bukan main-main!

Trailer Fight Club bisa ditonton di sini, ya!

Plot

sumber gambar

Dalam film ini, tokoh utamanya adalah seorang pria tidak bernama (Edward Norton) yang mengikuti sebuah support group karena menderita insomnia akibat tekanan profesinya sebagai pekerja di perusahaan mobil. Lucunya support group yang ia ikuti adalah support group untuk penderita kanker testis (padahal ia tidak menderita kanker testis), namun ia merasa lebih baik setelah mengikutinya. Karena itu, kemudian ia mengikuti seluruh support group dengan penyakit berbeda-beda.

Dalam salah satu support group yang pria ini ikuti, ia bertemu dengan seorang wanita bernama Marla Singer (Helena Bonham Carter). Wanita aneh ini juga rupanya mengikuti setiap support group demi mendapatkan kopi gratis. Namun rupanya kehadiran Marla sangat mengganggu si pria ini sehingga mereka membuat perjanjian untuk memiliki jadwal support group yang berbeda agar tidak saling bertemu.

Suatu kali, ketika kembali dari sebuah perjalanan dinas di pesawat, pria ini bertemu dengan Tyler Durden (Brad Pitt), seorang salesman sabun yang nyentrik. Mereka kemudian berbincang dan Tyler memberinya kartu nama.

Ketika si pria kembali ke apartemennya, rupanya apartemennya sudah hancur karena ledakan, maka itu ia menghubungi Tyler. Singkat cerita, Tyler mau membantunya, memperbolehkannya tinggal di rumahnya, dan megajarinya membuat sabun. Rupanya, sabun yang dibuat Tyler bahan utamanya adalah lemak hasil sedot lemak yang “dicuri” dari tempat sampah rumah sakit. Selain itu mereka kemudian membuat sebuah kelompok bertarung bernama Fight Club yang kemudian memiliki pamor dan memiliki cabang di seluruh dunia.

Setelah itu, Kompasianer bisa santai dulu mengikuti alur cerita tentang kelompok bertarung itu, hingga akhirnya terbawa jauh ke genre lain, juga plot yang kian aneh. Hmm… 

-

Oke, Kompasianer. Itu tadi empat film mind bending yang menarik menurut saya. Kalau ditanya yang paling mind bending dari empat tadi, tentunya jawabannya Gone Girl. Tetapi kalau yang paling saya sukai secara pribadi, Vanilla Sky. Hehe.

Secara keseluruhan semua film di atas seru dan recommended. Semoga review film saya kali ini dapat menjadi rekomendasi untuk tontonan Kompasianer berikutnya, ya!

Thanks for Reading!

 -

Review film-film lainnya:

1. Film-Film Time Travelling

2. Film-Film Dark Beauty

3. Film Black Mass (2014)

 

(LH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun