“Saya ingin tidur siang dulu, A. Nanti malam kita perbaiki balon udaranya. Sampai nanti malam, A!”
Lalu kamu tertidur berselimut balon udara yang kempes. Hujan paku masih terus turun, namun kamu mengabaikannya, menganggapnya tidak ada. Bagaimana bisa, Luana? Keadaanmu terlihat memperihatinkan, namun mimpi di ranselmu masih utuh.
“Tapi nanti malam Angkasa menghitam, Luana. Bukan lagi biru muda. Apa tidak sebaiknya kita pulang saja?” tanya saya dengan khawatir.
“Angkasa lebih mempesona kala menghitam,” jawabmu, kemudian tertidur pulas sambil menikmati lukamu.
Selamat tidur, Luana
-Akal Sehat
***
15 Desember 2015, Livia Halim
sumber ilustrasi: www.markryden.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H