5. Coraline (2009)
Saya pribadi kurang suka menonton film animasi kecuali yang memang sangat amat bagus. Nah, Coraline ini bukan animasi ecek- ecek dengan hal- hal manis bertaburan di sana- sini seperti film animasi pada umumnya. Mungkin hal tersebut tidak lepas dari sumber utama film ini sendiri. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul sama karya Neil Gaiman yang terbit pada tahun 2002.
Neil Gaiman memang sangat konsisten terhadap karya- karyanya. Ia selalu membumbui karya- karyanya dengan kegelapan yang mencekam. Bahkan, banyak sumber yang mengatakan bahwa novel Coraline jauh lebih creepy daripada film-nya.
Meski konsep utama kisah Coraline adalah masuk ke “dunia lain” seperti halnya kisah- kisah klasik macam Alice in Wonderland karya Lewis Carroll atau The Wonderful Wizard of Oz karya L. Frank Baum, namun saya rasa Coraline adalah yang paling “mengerikan” di antara ketiganya. Nuansa dark- fantasy khas Neil Gaiman sangat terasa dalam kisah Coraline.
Kembali ke film, film ini disutradari oleh Henry Selick yang sebelumnya pernah menggarap film The Nightmare Before Christmas (1993) bersama Tim Burton.
Film ini masih memakai tekhnik stop motion, namun sama sekali tidak terkesan monoton atau membosankan. Saya rasa film ini juga agak “janggal” jika dijadikan sebagai media hiburan bagi anak- anak, mengingat banyaknya hal- hal creepy di film ini.
Hal utama yang membuat film ini sangat indah untuk ditonton adalah karena banyaknya musik- musik creepy yang terus diperdengarkan sepanjang film. Tapi, somehow, musik- musik itu sebenarnya manis juga. Soundtrack kesukaan saya dari film ini berjudul “Dreaming”, yang bisa Kompasianer dengar di sini.
Untuk trailer Coraline bisa ditonton di sini, ya.
Plot