Mohon tunggu...
LIVELET.ID IPB
LIVELET.ID IPB Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penguatan Jiwa Kepemimpinan Anak 3T YTP Jakarta melalui Hasta Brata Berbasis Participatory Learning Action sebagai Katalisator Perubahan Daerah 3T

Berdedikasi tinggi untuk membentuk pemimpin muda masa depan melalui Yayasan Tangan Pengharapan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mendeteksi Dinamika Kerawanan Banjir Perkotaan: Pendekatan Multi-Kriteria untuk Evaluasi Spasial dan Rencana Mitigasi di Kota Bogor

2 Desember 2024   17:08 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis:

Muchayat Aziz Syahputra, Bima Pramudya Sakti, Bintang Yolanda S. Simanjuntak, Anisa Sri Akhwati, Rarany Probomdesi, Anggun Dwi Maharani, Khansa Fakhirah Darmawan, Haikal Anandira Syafei

Editor Artikel:

Bintang Yolanda S. Simanjuntak

Banjir di Indonesia, khususnya di Kota Bogor yang dikenal sebagai "kota hujan," merupakan fenomena alam yang sering terjadi akibat curah hujan tinggi, topografi yang kompleks, dan pengelolaan lingkungan yang kurang optimal. Perubahan iklim global telah meningkatkan intensitas curah hujan, memperburuk risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir. Kondisi geografis Kota Bogor, dengan keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan topografi tidak mendukung, semakin memperparah potensi banjir, terutama di musim penghujan. Untuk memahami dan memitigasi risiko banjir, diperlukan pemetaan kerawanan banjir berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) yang menganalisis faktor-faktor seperti ketinggian, kemiringan lahan, dan tutupan lahan dalam rentang waktu 30 tahun terakhir. Hasil pemetaan ini diharapkan membantu perencanaan mitigasi yang lebih efektif di masa depan.

Pemetaan Parameter DAS
Pemetaan Parameter DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS) berperan penting sebagai pengumpul dan penyalur air hujan menuju sungai utama, namun DAS dengan sungai dangkal atau debit air berlebih lebih rentan menyebabkan banjir, terutama di wilayah hilir. Wilayah hilir DAS dengan sungai besar dan basin luas lebih berisiko terkena banjir karena menerima akumulasi debit air dari daerah hulu. 

Pemetaan Kemiringan Tanah Kota Bogor
Pemetaan Kemiringan Tanah Kota Bogor
Berdasarkan peta di atas, diketahui bahwa rata rata kemiringan tanah di Kota Bogor berkisar antara 0% hingga 45%. Dengan wilayah bagian selatan memiliki kemiringan yang lebih tinggi (9-45%) dibandingkan wilayah bagian utaranya. Keadaan ini mengindikasikan bahwa wilayah bagian utara dengan kemiringan kurang dari 8% berpotensi mengalami genangan air jika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi.

Pemetaan Ketinggian Lahan Kota Bogor
Pemetaan Ketinggian Lahan Kota Bogor
Ketinggian lahan di Kota Bogor bervariasi dan berkisar antara 100m hingga lebih dari 500m. Terlihat wilayah bagian utara atau area hulu kota bogor memiliki elevasi yang cukup rendah (100m-200m), hal ini mengindikasikan wilayah tersebut rentan terhadap banjir. Sedangkan wilayah hilir dengan tingkat elevasi diatas 500 m memiliki resiko rendah terhadap genangan air,tetapi hal ini dapat menjadi sumber aliran deras yang memperburuk kondisi banjir di wilayah bawahnya.

Pemetaan Kerawanan Banjir Kota Bogor 2003, 2013, 2023
Pemetaan Kerawanan Banjir Kota Bogor 2003, 2013, 2023

Peta kerawanan banjir Kota Bogor menunjukkan perubahan signifikan dari tahun 2003 hingga 2023. Pada 2003, sebagian besar wilayah memiliki tingkat kerawanan rendah hingga sangat rendah, terutama di bagian utara dan tengah kota. Area dengan kerawanan tinggi terkonsentrasi di bagian selatan, yang kemungkinan disebabkan oleh topografi dan drainase yang buruk. Pada 2013, terjadi peningkatan kerawanan di berbagai wilayah, ditandai dengan meluasnya area kerawanan sedang dan tingginya penyebaran zona kerawanan tinggi ke bagian tengah dan utara kota. Perubahan ini kemungkinan besar disebabkan oleh urbanisasi yang pesat dan alih fungsi lahan yang mempengaruhi daya serap air.

Pada 2023, pola kerawanan menunjukkan perbaikan di beberapa wilayah. Area kerawanan tinggi kembali berkurang dan terkonsentrasi di bagian selatan, sementara kerawanan rendah hingga sangat rendah tetap dominan di berbagai wilayah kota. Hal ini menunjukkan adanya dampak positif dari upaya mitigasi banjir, seperti peningkatan infrastruktur drainase dan pelestarian wilayah resapan air. Secara keseluruhan, tren kerawanan banjir dari 2003 hingga 2023 mencerminkan dampak interaksi antara urbanisasi dan upaya pengelolaan lingkungan di Kota Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun