Mohon tunggu...
Muthmainnatun Nur Khikmah
Muthmainnatun Nur Khikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - (◍•ᴗ•◍)

Menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Semantik dan Pragmatik

25 Juni 2022   23:13 Diperbarui: 25 Juni 2022   23:15 3512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hola sob! Sebelumnya penulis mau cerita dulu dikitt! Hari ini penulis lagi mode mudah-menerima-ilmu-baru. Jadi kelas hari ini---even kelasnya di akhir pekan dan sejujurnya itu agak nyebelin---terasa lebih menyenangkan dan ringan tanpa ada tekanan sama sekali.

Karena itu, penulis ingin mendokumentasikan kejadian langka ini dengan cara meresume materi hari ini dengan judul yang sama; Hubungan Semantik dan Pragmatik.

Baik semantik dan pragmatik sering disalah artikan dan dianggap merupakan satu kesatuan yang sama. Tapi sebenarnya semantik dan pragmatik itu berbeda, lho sob!

Contohnya begini, sob.

Bagus adalah seorang perokok. Ia ingin pergi ke suatu tempat menggunakan kereta. Bagus pun pergi ke stasiun. Di pokok stasiun, ada larangan "Jangan Merokok". Ketika akan merokok, Bagus keluar dari stasiun.

Larangan "Jangan Merokok" masuk dalam ranah kajian semantik. Sedangkan tindakan Bagus yang merokok di luar stasiun adalah tindak pragmatik.

Dari contoh diatas, apakah sobat semua sudah bisa memahami perbedaan keduanya?

Semantik itu pembahas apapun yang berkaitan dengan makna secara leksikal, sedangkan pragmatik adalah konteks yang membahas hal-hal di luar bahasa dan tidak tercantum dalam teks.

Sob, ternyata pragmatik itu adalah kajian yang paling baru kemunculannya dibanding bidang kajian bahasa lainnya. Istilah pragmatik ini pertama kali digunakna oleh Morris untuk menyebutkan tiga cabang dalam semiotik, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik.

Oh ya, tadi kan penulis udah mention kalau pragmatik adalah konteks yang membahas hal-hal di luar bahasa, nah pragmatik itu juga bisa terpengaruh dari culture penutus bahasa itu, sob.

Contohnya seperti ini.

Martin adalah mahasiswa asal Sumba yang berkuliah di Yogyakarta. Martin tinggal di kos pak Joko. Suatu hari, saat Martin akan ke kampus, ia berpapasan dengan pak Joko. Martin lalu menyapanya dengan berkata; "Mari, pak."

Yang kemudian dilakukan oleh pak Joko adalah langsung menaiki jok motor Martin. Beliau mengira maksud Martin adalah mengajaknya untuk pergi bersama.

Nah, disinilah terjadi kesalahpahaman tindak pragmatik, sob.

Sebenarnya, ada ngga sih tirai penjelas perbedaan antara semantik dan pragmatik?

Menurut The American Speech Language Hearing Association (ASHA) 2015, Pragmatik itu melingkupi seluruh fonologi, sintaksis, morfologi, semantik, yang mana kesemuanya itu memiliki hubungan satu sama lain.

Jadi, nggak ada batasan jelas diantara mereka. Yang ada, mereka malah saling membutuhkan.

Purwo (1990:16) menjelaskan penggunaan semantik lebih kepada untuk menelaah makna kalimat, sedangkan pragmatik lebih kepada untuk menelaah makna tuturan.

Jadi gimana sob? Sekarang udah paham ya bedanya semantik dan pragmatik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun