Mohon tunggu...
Liufany Astomie Putri
Liufany Astomie Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Be a rainbow in someone else's cloud

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seven Deadly Sins - Tujuh Dosa Besar

8 Februari 2021   20:59 Diperbarui: 9 Februari 2021   11:11 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam sebuah ayat, Allah Swt berfirman: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah Swt kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Karena bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada sebagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah Swt sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S. An-Nisa ayat 32) Dan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad merusak kebaikan, sebagaimana api yang memakan kayu bakar." (HR. Abu Daud) Hasad adalah perbuatan yang dapat menghapus pahala kebaikan kita, itulah mengapa hasad disebut merusak kebaikan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda: "Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar (sedekah), dan seorang deberi Allah Swt ilmu dan kebijaksanaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya." (HR. Bukhari) Lalu, apabila kita merasa kagum dengan apa yang menjadi milik orang lain, hendaklah berdoa memohon keberkahan kepada Allah Swt agar terhindar dari rasa iri. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dalam hadits ini: "Apabila seseorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya, sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar." (HR. Abu Ya'la)

Kemarahan (Wrath)

Kemarahan adalah luapan emosi yang sangat dibenci Allah Swt dan Rasul-Nya. Marah merupakan bentuk emosi yang ada pada setiap manusia, marah bisa membuat seseorang berbuat kekerasan terutama bagi mereka yang tidak memiliki kontrol emosi yang baik. Nabi Muhammad Saw memberi perhatian besar terhadap masalah ini hingga beliau bersabda dalam satu hadits: "La Taghdob Walakal Jannah (Janganlah marah maka bagimu surga)."

Dalam Al-Quran, Allah Swt telah menyinggung orang-orang yang telah menahan marah dan selalu memaafkan kesalahan adalah salah satu ciri-ciri penghuni surga, yang berbunyi: " Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah Swt mencintai orang yang berbuat kebaikan." (Q.S. Ali-Imran ayat 133-134)

Ini mengingatkan pada sebuah kisah budak dari Ali bin Al-Husain ra, ketika itu ia menuangkan air pada Ali untuk persiapan salat. Tiba-tiba wadah yang digunakan itu jatuh lalu pecah lantas melukai tuannya (Ali). Ali lantas mengangkat kepala dan memandang budak wanita itu. Budak itu lantas mengatakan, ingatlah Allah Swt berfirman, "(Ciri-ciri penghuni surga adalah) orang-orang yang menahan amarahnya." Ali berkata,"Aku tidak jadi memarahimu." Terus budak itu mengatakan lagi, "(Ciri-ciri penghuni surga adalah) dan memaafkan kesalahan orang." Ali berkata,"Saya sudah memaafkanmu." Terus budak itu mengatakan lagi, "Allah Swt menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." Ali berkata, "Sekarang engkau bebas (merdeka)." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman, 10:545, dinukil dari Tafsir Az-Zahrawain, hlm. 723).

Hawa Nafsu (Lust)

Hawa Nafsu adalah potensi negatif yang ada di dalam diri. Kecenderungannya kepada nafsu seksual dan nafsu perut. "Rasulullah Saw bersabda, hati-hatilah dengan hawa nafsu karena hawa nafsu itu membutakan dan membuat tuli." Orang yang sedang dimabuk asmara sulit menerima kebenaran dan nasehat karena hawa nafsu telah membutakan dan membuat tuli mata hati. Rasulullah Saw mengingatkan agar umatnya hati-hati dengan hawa nafsu yang akan menjerumuskannya kedalam kenistaan dan penyesalan.

Orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya selalu cenderung kepada perbuatan yang melampaui batas. Kejahatan seksual, perselingkuhan, pembunuhan dan sebagainya. Hawa nafsu itu bagaikan api yang berkobar di dalam dada, apabila diperturutkan akan semakin menggila, bagaikan api yang disiram bensin, semakin disiram, semakin menyala dan sulit dikendalikan. Tidak sedikit manusia yang buta mata hatinya dalam memperturutkan hawa nafsunya. Atas nama cinta mengikuti hawa nafsunya melakukan perzinaan. Setan menghiasi kemaksiatan dengan keindahan. Orang dalam kondisi seperti ini tidak dapat menerima nasihat karena hanya nasihat setan yang menjadi pedoman hidupnya.

Rasulullah Saw bersabda, "Aku sangat mengkhawatirkan kepada umatku sepeninggalku tiga hal. Pertama, kesesatan hawa nafsu. Kedua, mengikuti syahwat perut dan seksual. Ketiga, lalai setelah mengetahui." Kekhawatiran Rasulullah Saw terhadap umatnya sangat beralasan karena ketiga hal tersebut akan membinasakan dan menghancurkan masa depan manusia. Rasulullah Saw bersabda, "Apabila Allah hendak menghancurkan suatu negeri, maka akan marak perzinaan." Saat perzinaan dianggap lumrah, kemaksiatan dianggap biasa dan kejahatan sudah merata, maka siksa Tuhan akan segera datang.

Kerakusan (Gluttony)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun