Mohon tunggu...
Mikhael Aditya
Mikhael Aditya Mohon Tunggu... -

Pria sederhana saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehidupan Itu Seindah Taman Bunga

26 April 2013   09:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:34 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ti, tidak ada apa-apa", jawab pemuda ini bingung. Apakah teman gaulnya itu berbohong padanya?

"Oya, aku lupa bilang. Tuan Mike kehilangan penglihatannya sejak kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Ia suka bercerita, terutama tentang betapa indahnya dunia ini ketika kita bisa melihatnya dengan sudut pandang yang berbeda.".

"Ia juga selalu memberi semangat kepada semua pasien disini. Bahkan kami para perawat juga selalu dinasehai dengan mengatakan bahwa pekerjaan kami sangatlah mulia. Disaat orang lain diluar sana kebanyakkan saling acuh tak acuh, kami justru melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa.  Kami merasa sangat kehilangannya ketika ia meninggal", lanjut perawat ini dengan mata berkaca-kaca.

Akhirnya pemuda ini mengetahui apa maksud dari semuanya.

Temannya yang gaul sesungguhnya adalah buta, yang dunianya serba gelap gulita. Tetapi ia masih bisa MELIHAT betapa INDAHNYA dunia dalam kegelapannya. Dan ia yang bisa melihat malah buta? Dan yang lebih parah, ia hendak mengakhiri hidupnya?

Tiba-tiba pemuda ini merasakan semua bebannya terangkat. Air matanya pun mengalir keluar. Mulutnya bergumam kecil.

"Terimakasih teman, terimakasih..., dan maafkan aku...".

Setelah cukup tenang, pemuda ini meminta alamat dimana teman gaulnya ini beristirahat selamanya. Perawat ini lalu menuliskan disebuah kartu nama yang dulu sering teman gaulnya berikan pada siapa saja yang ditemuinya. Setelah berterimakasih dan berpamitan, pemuda ini pun berlalu pergi.

Sebelum ia keluar dari pintu utama rumah sakit, ia membalikkan kartu nama itu. Ada tulisan tangan disana. Setelah membacanya, pemuda ini mulai menitikkan air mata. Ternyata, ketika temannya ini telah tiada, nasehatnya selalu diberikannya. Tulisan itu berbunyi.

"Kehidupan tidak pernah MEMAKSAKAN apa yang kamu inginkan dan apa yang tidak kamu inginkan. Kamulah yang MEMINTANYA. Dan kehidupan hanya MEMBERIKAN apa yang kamu INGINKAN. Dan ketahuilah, SELALU ada yang INDAH dalam setiap masalah. Bedanya bagaimana kamu hendak MELIHATNYA".


:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun