Mohon tunggu...
Atika Juliana
Atika Juliana Mohon Tunggu... -

Sedang belajar dan mau belajar. Suka menulis dan membaca. Baca blog saya :: littlekhay.blogspot.com :: salam kenal semua :D

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kenangan atau Cinta Part 3 #Masa lalu ku

2 Maret 2012   05:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:38 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah pun pulang ke kotanya yang lumayan jauh dari desa terpencil kami. Ibu dan orang-orang kampung juga tau bahwa Ayah masih belum percaya dengan berita tersebut. Hingga 2 tahun kemudian, Ayah datang kembali ke desa kami dan melamar Ibu. Ibu yang diam-diam memang menyukai Ayah sejak pertama kali merawatnya, tentu saja menggangguk iya.

Cincin dari bunga rumput pun masih ibu simpan di kotak khusus yang ibu letakkan di atas meja agar Ibu selalu ingat bagaimana Ayah melamarnya di tengah-tengah sawah. Bagaimana burung-burungpun bernyanyi riang mendengar ucapan Ayah yang dibawah angin ke telinga Ibu itu. Ayah sudah mengganggap keluarganya tenang disana dan Ayah harus mengakui bagaimana hatinya bergetar setiap kali mata Ibu melirik dengan semu merah di wajah cantiknya. Ayah melamar Ibu, dan 2 minggu kemudian upacara pernikahan-pun dilaksanakan di desa ini. Setelah itu, Ayah membawa Ibu ke kota karena Ayah kerja di kotanya. Yaa.. hidup Ibu dan Ayah semuanya sempurna. Saling mencintai hingga hari itu datang.

Wanita itu membujuk Ayah untuk kembali ke kotanya, wanita itu merayu Ayah yang sepertinya merasa kebingungan. Ibu hanya menggangguk pasrah. Ibu terlalu merasa bersalah dan mengganggap dirinya telah merebut suami wanita itu. Kalau aku pikir sekarang, aku sampai heran bagaimana pula Ayah pernah jatuh cinta dengan wanita seperti itu.

Ayah pergi. Ibu masih terisak di kamar. Di tangannya masih ada sobekan kertas undangan itu. Pernikahan Rahma dan Aditya.

Aku menelan ludah. Aku tak percaya nama Ayahku, Aditya ada di sampul depan undangan itu bersama fotonya yang bergelayutan dengan wanita itu. Apa ini maksudnya ? Aku menahan amarahku.

Kau tau apa yang anak kecil bisa lakukan untuk menghancurkan pesta pernikahan Ayahnya ? Ya, walaupun ini hanya pesta pernikahan untuk mengingat pernikahan mereka yang telah lalu dan dimakan usia serta bencana pesawat terbang itu, tentu saja aku pasti bisa menghancurkannya.

Hari itu, minggu pagi. Ibu berdandan seadanya. Aku dan Kak Ing memakai jas kecil memaksa senyum kami kepada Ibu. Semalam, aku dan Kak Ing telah membuat rencana kecil.

Kami tiba di pesta penikahan itu tepat pukul 11. Sebentar lagi acara makan siang dimulai. Ayah tampan sekali memakai tuxedo abu-abunya. Ayah melempar senyum kepada kami saat kami mendekati panggungnya. Aku merasakan kantung mataku menjadi penuh. Aku merasa titik demi titik pipiku basah merasa tidak terima kami ditinggalkan seperti ini. Aku langsung berlari tanpa melihat wanita kejam itu lagi. Ibu membiarkanku. Berpura-pura tertawa walaupun dari matanya pun semua orang sudah tau kalau Ibu habis menangis lagi.

Acara makan siang sudah tiba, nyanyian dan musik mulai memenuhi seluruh ruangan ini. Aku mendekati meja makan, mengambil piring lalu berpura-pura menjatuhkannya.

"Prang.."

Aku berhasil membuat mata melihat ke arahku. Dan yeaah mereka menganggap aku tak sengaja menjatuhkan piring itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun