Mohon tunggu...
Litoccam
Litoccam Mohon Tunggu... Freelancer - Halo! saya litoccam!

seorang anak yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Buku "Flawed" oleh Cecelia Ahern

17 Maret 2020   07:26 Diperbarui: 17 Maret 2020   08:27 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Buku : Flawed

Pengarang : Cecelia Ahern

Penerbit : Harper Collins Publisher

Tahun Terbit : 2016

Dimensi Buku : 14cm x 22,5cm

Jumlah Halaman : 402 halaman

Harga Buku : Rp175.000,00

Bahasa : Bahasa Inggris

Kehidupan Celestine North yang selalu dipandang sempurna tak pernah guncang. Keluarganya, pacarnya, bahkan dirinya sendiri menganggap bahwa Celestine adalah orang yang tak bercela, selalu mengetahui mana yang benar atau salah, yang putih atau hitam. Di dalam masyarakat yang menjunjung tinggi kehidupan yang sempurna, Celestine menjadi model bagi orang-orang disekitarnya. Buku yang membahas masalah sosial ini menjadi salah satu buku yang berani mengungkapkan bahwa perkataan dan pandangan masyarakat terhadap yang baik dan benar itu sangat relatif.

Buku ini merupakan awal petualangan Celestine north melawan masyarakat yang telah di doktrin oleh 'kebenaran' The Guild menggunakan 'kebenaran' miliknya. The guild yang dikepalai oleh Judge Crevan adalah organisasi yang memegang kekuasaan tertinggi di dalam rangkaian masyarakat di dalam novel ini. 

Mereka berhak untuk menentukan mana yang baik dan yang flawed atau tidak sempurna. Yang benar akan di perlakukan seperti manusia yang selayaknya, sedangkan para kaum yang tidak sempurna dibatasi oleh peraturan yang dispesifikasi hanya untuk kaum flawed. Segala kebutuhanya di rendahkan, seperti jam malam, makanan yang tak boleh ada rasa, tempat duduk khusus, dan kontak yang terbatas dengan dunia luar.

Segala macam nilai kehidupan disispkan oleh sang penulis. Penulis dengan hati-hati meyakinkan para pembaca bahwa Celestine North sang perfeksionis ini jugalah seorang manusia yang masih memiliki perasaan dan rasa sakit. Segala macam pikiran dan perkataan Celestine North di tulis dengan baik dan jelas. 

Pembaca dengan mudah mengerti apa yang dirasakan Celestine. Kehidupan Celestine dijelaskan dengan sangat detail, namun karena sudut pandang yang diambil oleh penulis merupakan sudut pandang orang pertama, pembaca hanya dapat menilai karakter lain melalui pandangan Celestine.

Plot dan jalan cerita novel ini dapat diikuti dengan mudah, namun karena penjelasan yang sangat detail, jalan cerita menjadi terkesan lambat dan sangat dilebih-lebihkan. Tokoh Celestine North yang digambarkan sebagai Poster girl kurang menarik. Untuk menjadi karakter yang dianggap kuat dan bertekad teguh, Celestine yang masih sebuah anak yang dipenuhi kebingungan dan tekad yang lemah belum cocok untuk dijadikan contoh. Anak yang masih duduk di bangku SMA ini sering meragukan segala tindakanya. 

Tindakan yang pertama ia anggap benar akan ia pertanyakan berulang-ulang sampai pada akhirnya ia menyesal. Setelah menyesal, Celestine kembali yakin bahwa tindakanya benar, membuat orang orang disekitarnya bingung, marah dan saling menyalahkan. Tindakan dan keputusan yang diambil oleh Celestine sering mmebuat orang-orang disekitarnya merasa bingung dan marah. Perasaan Celestine yang tidak pasti juga menjadi sisi negatif dari karakter ini.

Akhir buku yang belum terselesaikan ini juga dapat membuat para pembaca sebal. Apalagi buku ini selesai saat karakter utama usai memutuskan sebuah pilihan penting yang dapat merubah seluruh hidupnya. Hal ini dapat menjadi hal yang sangat tak baik untuk sebuah novel, namun akhir yang menggantung ini memicu para pembaca untuk membaca buku keduanya yang berjudul Perfect.

 Sebagai salah satu karya awal Cecelia ahern, buku ini merupakan karya yang luar biasa karena mendapat umpan balik yang sangat positif. Hal ini menandakan bahwa Cecelia Ahern memang penulis yang handal dalam genre yang dipilihnya. Karena umpan balik yang positif ini, Cecelia Ahern melanjutkan karyanya dalam genre yang condong ke arah sosial politik. 

Terlihat didalam novelnya yang berjudul The Gift. Cecelia Ahern telah berhenti bertele-tele dengan karakter utamanya. Jalan cerita di novel the gift dijelaskan dengan sederhana namun rinci. Dengan begitu, cerita The Gift tidak terkesan terlalu di lebih-lebihkan dan tulisanya lebih menjelaskan situasi sang karakter utama daripada perasaan dan pikiran karakter utama yang kadang-kadang tidak diperlukan. Buku The Gift merupakan buku yang menandakan peningkatan gaya menulis Cecelia Ahern yang luar biasa setelah novel Flawed.

Namun dari seluruh kekurangan tersebut, buku Flawed menjadi menarik karena telah memilih topik yang sangat sensitif dan unik utuk sebuah novel. Buku ini berani menyentuh topic yang sensitif dengan cara yang halus dan jelas. Situasi dan perasaan sang karakter utama pun dijelaskan dengan sangat detail. 

Seluruh konflik dalam diri karakter utama diuraikan dengan rinci namun tetap mudah untuk dimengerti. Sebagai buku yang tergolong Young adult, buku ini bagus untuk dibaca sebagai bahan berpikir dan berlogika. Flawed merupakan salah satu novel terbaik Cecelia Ahern dan ia berhasil menarik perhatian para pembaca yang menyukai novel berbau politik dan sosial. Buku ini sangat cocok dengan para pembaca yang suka berpikir dan berkritik.

(Litoccam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun