Mohon tunggu...
Litha Gojek
Litha Gojek Mohon Tunggu... -

perempuan dengan segala kekurangannya. pelaku peran dan penulis jalanan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tatapan Sembilu

27 Agustus 2013   22:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:43 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalaitu suatu pagidi hari sabtu

Kulirik jam menunjukkanpukul tujuh

Waktu terakhir kali kita menabung rindu

Hingga saat ini aku duduk disela angin malam

Rindu kian mendalam

Auramu tak mampu lagi kutepis

Nafasku kian kembang kempis

Menghadapi kangen yang terlampausadis

Hingga malam-malam yang terasa bengis

Dibabat habis oleh isakan tangis

Lelaki berparas manis ..

Kini saatnya aku mengaku

Aku rindu pada tatapan tajam semisal sembilu

catatan :

Dibuat pada sebuah malam disudut pelataran panggung teater

Sepoi angin menghantarkan rinduku pada ujung palung

Merajut memori tentang kisahku dan lelaki rambut keriting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun