Mohon tunggu...
Literasi Muda
Literasi Muda Mohon Tunggu... Jurnalis - Dalam gelap mencari cahaya, dalam terang mendambakan gelap.

Perspektif berbeda memang hal yang unik, dimana setiap individu dapat menyimpulkan apa yang mereka pahami. Seiring dengan perkembangan digital, perlu rasanya kita kemukakan literasi penyekong terhadap pembenaran itu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekuatan Nyata Media Massa

27 November 2023   00:14 Diperbarui: 27 November 2023   00:14 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by camilo jimenez on Unsplash

Oleh : Rivana Izzati Syahra

Kehidupan manusia setiap harinya tidak bisa terlepas dari pengaruh juga peran media massa. Banyak yang menjadikan media massa sebagai sumber infiormasi, hiburan, pendidikan, hingga alat penyebaran budaya. Dilansir dari situs study, media massa adalah segala bentuk media yang digunakan untuk mengomunikasikan pesan kepada khalayak berjumlah besar. Media massa juga bisa mrujuk pada perusahaan atau oknum tertentu. Media massa adalah perusahaan yang menyiarkan, menerbitkan atau menayangkan suatu informasi. Sejumlah contoh media massa, yakni radio, televise, surat kabar, majalah, brosur, poster, iklan, hingga situs daring (dalam jaringan).

Dikutip dari situs Encyclopaedia Britannica, media massa umumnya memuat konten seperti propaganda, opini, iklan, karya seni, hingga advokasi. Tak semua konten tersebut disajikan dalam satu media massa. Sebab setiap jenis media memiliki fungsi dan peruntukannya masing-masing. Misalnya media televisi tidak hanya sebagai sumber informasi, melainkan sumber hiburan, iklan dan juga pendidikan. 

Adapun salah satu peran media massa adalah membantu proses penyaluran informasi atau konten kepada khalayak. Melalui media massa ini lah banyak juga informasi yang dipertanyakan kebenarannya dan jika tidak terbukti kebenarannya akhirnya menjadi berita hoax. Trend hoax di media massa khususnya sosial media saat ini telah merajalela. Hoax sendiri basa diartikan sebagai pembohongan publik, dimana biasanya berisi hal-hal menghasut dan menyebarkan fitnah.

Media massa memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan opini public, karena media massa mampu mempengaruhi sifat masyarakat terhadap suatu peristiwa tertentu (Muslim, 2014), dari sinilah bisa dikatakan bahwa media massa khususnya media sosial memiliki kekuatan nyata yang dapat dirasakan langsung pengaruh nya oleh masyarakat. 

Contoh kekuatan media massa yang dirasakan adalah berita yang saat ini sedang terjadi yaitu peperangan antara Hamas dan IDF yang disebut dengan genosida yang dilakukan oleh IDF dimana telah banyak memakan korban. Dapat kita saksikan sebelum semua informasi diliput oleh media massa dan di unggah ke media sosial mungkin sebagian besar orang di dunia ini tidak mengetahui apa yang terjadi di sana.

Tetapi melalui kekuatan media massa dimana satu persatu media massa dan pengguna media sosial mulai untuk menyuarakan kebebasan dan menggalang bantuan untuk palestina banyak orang-orang menjadi tau bagaimana kondisi sebenarnya yang terjadi saat ini sehingga seluruh masyarakat dari seluruh dunia ikut bersama-sama menyuarakan kebebesan tersebut serta mengumpulkan sebanyak-banyak donasi serta bantuan yang bisa diberikan kepada mereka maka dari sinilah kekuatan nyata media massa itu terlihat.

Tetapi tidak hanya itu, media massa memiliki kemampuan sebagai alat ideologi karena mampu menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat dan anggapan, mempengaruhi sikap, memberikan status dan mendefinisikan legitimasi serta mendefinisikan realitas. Dalam hal ini sering kali media massa dijadikan sebagai alat berbagai macam kepentingan dalam kehidupan masyarakat sehingga ia menjadi perpanjangan tangan dari berbagai elemen masyarakat (Muslim, 2014). 

Kekuatan media massa dianggap sebagai “silent revolution” oleh Lembaga Survey Indonesia yang melakukan survei tentang media dan kekuatan parpol menuju pemilu 2009 (Sulaiman, 2010). Hadirnya media sosial sebagai media konvergen tidaklah dapat dibendung mengingat sebagai bagian revolusi komunikasi yang salah satunya ditandai dengan perubahan teknologi komunikasi. Media sosial telah menjadi identitas masyarakat modern yang menjanjikan berbagai kemudahan dalam berkomunikasi, memperoleh informasi, dan berbagai perubahan baik perubahan tekonologi komunikasi, perubahan gaya hidup, hingga perubahan isu- isu sosial di masyarakat.

Media massa tidak hanya berperan dalam menimbulkan dan memberikan informasi,tetapi lebih jauh dapat mengarahkan untuk tujuan-tujuan penyuluhan dan pembangunan (Oepen, 1988). Media massa merupakan peranan penting sebagai alat perubahan sosial danperubahan masyarakat. Peranan mediamassa yang paling cocok dalam pembangunan adalah sebagai agen perubahan (agent of change), terutama dalam membantu mempercepat proses peralihan masyarakat tradisional kemasyarakat modern. Relevansi postmodernisme saat ini karena mereka bersikap saling menghargai manusia sebagai individu-individu dengan segala keunikan yang ada pada dirinya dan keberagamanya yang meliputi kelemahan dan kelebihan adalah suatu nilai lebih dan unik, hal itu merupakan pembeda dengan yang lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut saati ini telah beredar dikalangan masyarakat post- modernisme,setelah modernism muncul. Adapun perbedaan antara modernism dan post- modernisme adalah (Hanif, 1970):

1. pergeseran nilai yang menyertai budaya massa dan produksi ke konsumsi, pencipta ke penerima, karya ke teks, dan seniman ke penikmat,
2. pergeseran dan keseriusan (intelektualitas) ke nilai-nilai permainan (populer), kedalaman ke permukaan, dan universal ke partikular,
3. kebangkitan kembali nilai -nilai estetis periode tahun 1960-an,
4. munculnya politik representasi periode 1970-an yang menentang struktur otoritas, dan
5. kebangkitan kembali tradisi primordial dan nilai-nilai masyarakat lama.

Kelahiran postmodernisme membuat istilah baru dan mengakibatkan perbedaan dengan paham modernisme. Berikut ini beberapa istilah yang digunakan oleh aliran modernism dan postmodernisme atau pembeda antara keduanya (Maksum, 2014: 348). Gejala Postmodernisme yang merambah ke berbagai bidang kehidupan tersebut yang didalamnya termasuk ilmu pengetahuan merupakan suatu reaksi terhadap gerakan modernisme yang dinilainya mengalami kegagalan. Modernisme yang berkembang dengan ditandai oleh adanya rasionalisme, materialisme, dan kapitalisme yang didukung dengan perkembangan teknologi
serta sains menimbulkan disorientasi moral keagamaan dengan runtuhnya martabat manusia (Kalean, 2002: 298).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun